Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Polemik ambulans milik PMI dan Dinkes DKI yang dituding membawa batu telah diklarifikasi Polda Metro Jaya. Namun, di balik itu Ketua Umum PMI Wapres Jusuf Kalla (JK) sempat berang atas tudingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Wapres JK sampai menelepon mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Syafruddin yang saat ini menjabat Menteri PANRB. Ia meminta Syafruddin agar membantu relawan PMI yang ditahan polisi.
“Benar kalau Pak JK menelepon Pak Syafruddin. Ia meminta tolong agar relawan dan ambulans semuanya dibebaskan,” kata Kepala Bidang Relawan PMI Muhammad Muas, Jumat (27/9).
Muas juga ditelepon JK. Menurut Muas, JK memerintahkan dirinya ke Polda Metro Jaya untuk mengurus relawan yang diperiksa sejak pukul 02.00 WIB, Kamis (26/9).
JK saat itu, kata Muas, ingin masalah itu selesai hari itu juga. Bahkan seluruh relawan dan ambulans harus dipulangkan pada waktu itu juga.
“Pak JK tidak turun langsung karena masih di Amerika, ikut sidang PBB. Ia pun memerintahkan saya, ia minta hari itu masalahnya selesai,” ujar Muas.
ADVERTISEMENT
Tudingan ambulans membawa batu dan bensin untuk pendemo dan diduga hendak dibuat bom molotov muncul di akun Twitter @TMCPoldaMetroJaya. Tak lama, unggahan itu dihapus tanpa penjelasan.
Polda Metro Jaya kemudian membuat penjelasan yang isinya meralat unggahan itu dan menegaskan di dalam ambulans tidak ada batu. Seluruh relawan medis dan ambulans pun dipulangkan.
“Kita akan menyerahkan mobil ambulans kepada PMI dan Dinkes DKI. Kita serahkan dengan perangkat dengan krunya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Meski telah menyelesaikan kesalahpahaman tersebut, Argo berharap, relawan medis dari PMI bersedia bila dimintai keterangan sebagai saksi.
“Tapi nanti kalau mau dimintai keterangan sebagai saksi, sudah siap. Jangan sampai diviralkan yang tidak pas, juga miring, kita dipecah. Kita tetap satu, bergandengan tangan,” ujar Argo.
ADVERTISEMENT