Waralaba Made In Kuningan

17 Januari 2017 9:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ipong, pemilik Warmindo d Kalibata (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Keramaian terlihat di warung makan mi instan di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin kemarin. Ipong, pemilik warung, terlihat tengah sibuk menyiapkan pesanan untuk dua orang pelanggannya. Dalam hitungan sepuluh menit, mi goreng lengkap dengan telur pun sudah tersaji dalam mangkuk. “Di sini yang paling laku memang mi instan,” kata Ipong kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Sudah 20 tahun pria asal Kuningan, Jawa Barat, ini menggeluti bisnis warung mi. Dari mulai warung sempit berdinding triplek, kini warungnya sudah berbentuk bangunan permanen dengan luas sekitar 4 kali 4 meter persegi. Ipong tak menjulan mi saja di warung, ada berbagai macam gorengan, kopi, dan minuman yang dia jual.
Namun, tetap saja mi instan yang jadi primadonanya. Setiap hari, satu dus atau 40 bungkus mi instan habis terjual. Satu porsinya dibanderol dengan harga Rp 7000. Jika dikalikan satu bulan, maka omsetnya bisa mencapai Rp 8 juta. "Alhamdulillah saya sekarang juga punya satu cabang di daerah Potlot, Jakarta Selatan," ujarnya.
Cafe Siang Malam 24 jam (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Kesuksesan membuka usaha warung mi juga dirasakan Badri, pemiilk Warmindo dengan nama Cafe Siang Malam di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Pria Kuningan tulen ini kini sudah memiliki empat cabang warung mi instan di wilayah Jakarta. Di setiap cabang, dia mempekerjakan enam hingga tujuh orang pegawai yang seluruhnya juga orang Kuningan. "Sehari bisa habis 5 sampai 6 dus mi instan," katanya.
ADVERTISEMENT
Bisnis warung mi instan memang sudah melekat dengan orang Kuningan. Di Ibu Kota, terdapat ratusan warung yang pemiliknya hampir semua orang Kuningan. Tak sulit mencari keberadaan warung yang buka 24 jam ini. Tinggal browsing di google maps, sudah bisa terlacak di mana saja lokasinya. Kebanyakan, warung mi berada di daerah kos-kosan atau kampus-kampus.
Saking banyaknya, sebagian dari pemilik warung mi di Jakarta membentuk sebuah paguyuban sebagai ajang tukar informasi dan silaturahmi. Salah satunya adalah Komunitas Warkop Anak Kuningan (KAWAK). Meskipun namanya komunitas Warkop, menu andalan yang dijual adalah mi instan. Saat ini, KAWAK yang berdiri sejak 2014 sudah memiliki 200 anggota yang tersebar di seluruh Jakarta.
Kedai Warkop Kuningan yang sudah didatangi pembeli sejak pagi. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
Ketua KAWAK, Egi Rahmatika, menyebut warung mi instan semacam Warmindo atau yang lainnya memang pemiliknya didominasi oleh warga perantauan dari Kuningan. Pemilik warung mi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini menyebut warung mi orang Kuningan seperti hanya waralaba.
ADVERTISEMENT
Sebab, tak hanya di Jakarta saja, warung mi instan dari Kuningan juga menyebar di hampir seluruh Indonesia. Salah satu pusatnya berada di Yogyakarta dengan sebutan Burjo yang kini sudah memiliki hampir 1.500 outlet. Menurut Egi, saat ini untuk 200 warung yangn merupakan anggota KAWAK Omset perharinya bisa mencapai Rp 300 ribu hingga 500 ribu. “Pendapatan bisa lebih tinggi jika lokasi berada di sekitar kantor atau kampus,” kata Egi.
Egi mengaku sadar persaingan usaha akan menjadi lebih ketat dengan semakin banyaknya bermunculan warung mi. Namun, kata dia, semakin menjamurnya warung mi yang dikelola orang Kuningan secara langsung bisa mempromosikan daerah yang berada di wilayah TImur Jawa Barat tersebut. “Kami juga ingin membuat Kuningan menjadi dikenal masyarakat luas,” ujarnya.
ADVERTISEMENT