Warek UGM: Intervensi ke Kampus Sesuatu yang Ironi dan Tak Elegan

7 Februari 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Rektor UGM Arie Sujito di UGM, Rabu (7/2/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Rektor UGM Arie Sujito di UGM, Rabu (7/2/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Rektor UGM Arie Sujito turut angkat bicara terkait kabar sejumlah kampus di Jawa Tengah mendapat intervensi. Salah satunya ada kampus yang diminta membuat video apresiasi kepada Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Di era keterbukaan di era demokrasi kaya gitu intervensi pada dunia akademis suatu yang ironi. Kalau dulu di zaman orde baru karena nggak ada informasi yang terbuka. Kalau sekarang masih membuat intervensi pasti tidak akan efektif," kata Arie di kampusnya, Rabu (7/2).
UGM menurut Arie menjaga betul hak semua orang untuk berpendapat, yang penting tidak memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan tertentu yang itu di luar koridornya.
Sementara soal adanya dalih intervensi untuk cooling system, Arie pun heran.
"Ya tanyakan apa itu maksudnya cooling system. Rakyat kampus itu seradikal-radikalnya kampus paling saya bisa ukur kan, paling dia justru menggunakan wacana pemikiran bukan menggunakan otot kan?," katanya.
"Karena itu terlalu sayang lah untuk membuat pilihan-pilihan intervensi. Publik pasti tertawa. Dan rasa-rasanya justru itu tidak elegan," katanya.
ADVERTISEMENT
Jika benar telah terjadi intervensi, Arie mengingatkan bahwa Jokowi adalah produk dari demokrasi.
"Kalau bener itu statemennya yang disampaikan oleh istana bahwa menghargai perbedaan, menghargai pluralitas pemikiran, kritik, dan sebagainya, itu saja yang dipegang. Kalau diintervensi, perguruan tinggi bisa pakai itu. Presiden ngomong begini kok, masak ada intervensi," katanya.
Mahal apabila demokrasi ini diambrukkan kata Arie. Kampus berkepentingan untuk tegaknya demokrasi adalah hal yang lumrah.
Arie sendiri mengatakan sampai saat ini untuk UGM tidak mendapatkan intervensi dari pihak mana pun.
Sementara Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto angkat bicara terkait adanya rektor kampus mengaku diminta oleh polisi untuk membuat video mengapresiasi Jokowi.
Kata Agus, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, tidak pernah mengeluarkan perintah atau instruksi kepada jajaran untuk minta rektor kampus-kampus membuat video testimoni mengapresiasi presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau untuk yang itu, sejauh ini tidak ada instruksi untuk mengarahkan untuk meminta itu (minta video rektor apresiasi Jokowi), kata Agus kepada wartawan di Makassar, Rabu (7/2).
"Buktinya Pak Kapolda juga tidak ada tugas seperti itu, jadi mungkin pemahaman yang salah daripada pelakunya," sambungnya.