Warga Aceh Resah dengan Rohingya: Terlibat Pelecehan Sesama Pengungsi-TPPO

24 Februari 2025 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Rapat Kerja Komisi XIII DPR RI dengan Dirjen Imigrasi dan Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Wilayah Barat Kementerian Imigrasi Dan Pemasyarakatan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta , Senin (24/2/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Rapat Kerja Komisi XIII DPR RI dengan Dirjen Imigrasi dan Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Wilayah Barat Kementerian Imigrasi Dan Pemasyarakatan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta , Senin (24/2/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Dirjen Imigrasi Aceh, Novianto Sulaksono, menyebutkan masyarakat Aceh saat ini mulai resah dengan kehadiran ribuan pengungsi Rohingya. Mereka menilai perilaku dari etnis Rohingya itu tidak sesuai dengan syariat Islam.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat Aceh akhir-akhir hari ini merasa resah,karena para pengungsi sudah ada beberapa yang tidak sesuai dengan syariat Islam, sehingga masyarakat mengkhawatirkan itu,” kata kata Novianto di rapat dengan Komisi III DPR tersebut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/2).
Pengungsi Rohingya paling banyak berada di Pidie hingga. Jumlahnya mencapai 600-an orang.
Ia mengatakan, terkait penanganan pengungsi itu memang sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 125/20216. Ia menilai aturan tersebut perlu dikaji ulang.
“Kiranya perlu dipertegas lagi siapa berbuat apa, dan apa yang harus dilakukan. Serta yang terpenting juga kami melihat di sini anggaran masih belum jelas untuk penanganan pengungsi,” tuturnya.
Personel gabungan membawa imigran etnis Rohingya ke dermaga di Labuhan Haji, Aceh Selatan, Aceh, Kamis (24/10/2024). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Novianto menjelaskan penyebab warga Aceh menjadi resah dengan hal tersebut karena beberapa pengungsi itu tidak sesuai dengan syariat Islam sebagaimana yang ditegakkan di Aceh.
ADVERTISEMENT
“Terhadap permasalahan pengungsi adalah, satu pelecehan antara sesama pengungsi di tempat, pengungsi melarikan diri yang dicurigai kabur ke Malaysia menggunakan jaringan TPPO,” ujar dia.
Novianto juga mengusulkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penempatan ke negara yang sukarela menerima atau dipindahkan ke satu pulau khusus.
Penolakan terhadap rencana penambahan pengungsi Rohingya yang baru di tempat penuh darurat, kecemburuan sosial masyarakat terhadap pengungsi Rohingya, belum terdapatnya anggaran,” pungkasnya.