Warga Adat NTT Tolak Gibran Maju Cawapres di Patung Jokowi

22 Oktober 2023 22:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
Bakal Cawapres pendamping bakal Capres Prabowo Subianto yang diusulkan Partai Golkar Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan ke arah wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Minggu (22/10/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Bakal Cawapres pendamping bakal Capres Prabowo Subianto yang diusulkan Partai Golkar Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan ke arah wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Minggu (22/10/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu, Sabtu (21/10).
ADVERTISEMENT
Warga berduyun ke puncak Gunung Sunu dan menyampaikan doa dan harapan di depan patung Presiden Jokowi setinggi 3,5 meter dan berat 700 kg.
Jokowi bagi mereka adalah figur pemimpin yang istimewa. Namun di saat yang sama mereka juga sudah resah dengan kondisi politik nasional terkini. Ritual ini dilakukan agar apa yang sudah baik dilakukan Jokowi, tidak rusak di akhir masa jabatan.
“Jokowi adalah Bapak Bangsa dan sebagai Bapak Bangsa dia harus menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya,” kata Panglima perang Suku Benu sekaligus mantan Kepala Desa Sunu, Nithanel Benu.
Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu. Foto: Dok. Istimewa
Warga Desa Sunu melihat ada potensi Presiden Jokowi sebagai negarawan dirusak di ujung akhir masa jabatan dengan desakan sejumlah pihak mencalonkan Putera Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia bersama warga Desa Sunu menitip doa dan harapan agar Presiden Jokowi diberikan kekuatan untuk merawat persatuan Indonesia.
“Kami berharap agar Presiden Jokowi menjadi Bapak untuk kita semua, termasuk untuk kami di Timor sini, memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini, sama dengan kehadiran kami bertemu dengan beliau, sebagai tanda kecintaan kami,” tutur Nithanel Benu.
Menurut Benu, Jokowi itu orang baik, jangan sampai dirusak dengan mendorong pencalonan anaknya menjadi wakil presiden, seperti buah yang belum masak, jangan dipaksa. Mereka berharap agar Gibran berproses terlebih dahulu agar siap memimpin Indonesia ke depan.
ADVERTISEMENT
"Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan masak alami dari pohon, butuh proses" ungkapnya.
Warga Adat Minta Tak Paksa Gibran Maju Cawapres
Puluhan warga Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT menggelar ritual adat bersama di Puncak Gunung Sunu. Foto: Dok. Istimewa
Senada dengan Benu, Kepala Desa Sunu yang sedang menjabat, Yakob kase mengungkapkan setiap hari ia bersama warga Desa Sunu bersama-sama selalu mengikuti berita politik nasional lewat televisi bersama para warga.
Dirinya dan warga menolak keinginan berbagai pihak yang ingin menjerumuskan Jokowi dengan memaksakan Gibran, anaknya untuk menjadi calon wakil presiden.
"Kami sayang Gibran, jangan dipaksakan, jangan sampai merusak nama baik Pak Jokowi, jangan sampai merusakan ketokohan beliau," ungkap Yakob Kase kepala Desa Sunu.
Ritual dan doa itu dimulai dengan tarian bonet mengitari patung Jokowi oleh puluhan warga di padang di atas Gunung Sunu. Tarian melingkar dengan gerak ritmis itu merupakan tanda kebersamaan yang tak boleh putus.
ADVERTISEMENT
Bagi warga Desa Sunu, Jokowi adalah salah seorang Presiden yang menyentuh kehidupan mereka secara nyata. Di saat yang sama mereka merasa prihatin dengan kondisi terakhir yang membuat mereka sangat resah dan prihatin.
Lewat ritual adat bersama di depan patung Presiden Jokowi, para warga Desa Benu berharap Presiden Jokowi dapat tetap menjadi Bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk sekelompok orang, atau keluarga saja. Patung itu menjadi simbol kesejahteraan, persatuan, dan semangat gotong-royong.
Patung Jokowi itu, dulu diarak bersama masyarakat sejauh 2,5 Km menuju puncak dengan ketinggian 1074 meter di atas permukaan laut pada 10 November 2021.
Saat itu, ribuan orang tua dan pemuda menarik patung dari kaki gunung hingga melewati bibir jurang. Patung tersebut dibangun sebagai bentuk penghargaan warga setempat kepada Jokowi di mana dana desa hadir pada era kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT