news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Warga di Bali yang Positif Varian Corona Inggris: Nakes yang Rawat WNA

8 Mei 2021 20:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi COVID-19. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi COVID-19. Foto: DADO RUVIC/REUTERS
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali, Wayan Koster, mengumumkan seorang warga di Kota Denpasar terpapar virus corona varian Inggris dengan kode B.1.1.7 pada Selasa (5/5) lalu.
ADVERTISEMENT
Warga tersebut ternyata seorang tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit rujukan COVID-19. Ia diduga tertular saat merawat pasien WNA positif corona di rumah sakit tersebut.
"Kemarin saya menerima Pak Menteri Kesehatan bersama timnya datang, salah satu tujuannya datang ke Bali adalah menelusuri rekam jejak dari yang sempat positif tenaga kesehatan itu. Mungkin ada indikasi saat merawat pasien WNA yang positif, di sana (dia) tertular," kata Sekretaris Satgas COVID-19 Bali Made Rentin kepada wartawan, Sabtu (8/5).
Seorang pelaku pariwisata di Kabupaten Badung, Bali meninggal setelah terpapar virus corona varian kode B.1351 yang berasal dari Afrika Selatan (Afsel). Rentin mengatakan, warga tersebut jarang keluar rumah. Indikasi penularan diduga berasal dari keluarga terdekat yang beraktivitas di luar rumah.
Ilustrasi virus corona di Bali. Foto: Nyoman Hendra Wibowo/Antara Foto
Satgas berhasil melacak 25 orang yang sempat melakukan kontak erat dengan kedua pasien tersebut. Rentin menegaskan, mereka telah dinyatakan negatif corona.
ADVERTISEMENT
"Terhadap dua pasien terkonfirmasi positif terhadap dua varian itu telah dilakukan tracing terhadap kontak erat, seluruhnya dinyatakan negatif. Yang satu (Afsel) 12 orang, yang satu lagi (Inggris) 13 orang. Jadi total ada 25," kata dia.
Rentin berharap warga semakin ketat menjalankan protokol kesehatan menghadapi maraknya mutasi virus corona.
"Ini membuktikan penting dan urgensi untuk mengikuti vaksinasi terhadap kondisi kita sekarang tapi vaksin bukan segalanya, kita dengar ahli epidemologi vaksinasi itu hanya memiliki tingkat akurasi (kekebalan imun tubuh) 65 persen sehingga protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat," kata dia.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: