Warga di Pamulang Kaget Tagihan Listrik Sampai Rp 2 Juta, Biasanya Rp 700 Ribu

11 Juni 2020 20:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini masyarakat mengeluhkan soal kenaikan tagihan listrik yang tak masuk akal selama wabah corona. Seperti yang dialami oleh Intan Rusmala (34) warga Pamulang, Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
Intan menceritakan tagihan listriknya bulan Juni naik hingga tiga kali lipat dari biasanya, setiap bulan biasanya ia membayar sebesar Rp 700 ribu, namun bulan ini tagihannya mencapai Rp 2 juta lebih. Menurutnya daya listrik di rumahnya sebesar 1300 watt dengan pemakaian wajar.
“Aku kaget waktu bayar lewat mobile banking, tagihannya kok dua juta lebih, padahal enggak ada penambahan pemakaian yang berarti, kaget banget, sempat cek apa saya pernah nunggak ternyata enggak. Enggak ada pemakaian listrik yang berlebih semua standar kaya bulan sebelumnya,” kata Intan kepada kumparan, Kamis (11/6).
Selanjutnya Intan menghubungi Call Center PLN, namun tidak ada jawaban. Hingga akhirnya ia mendatangi Kantor Pusat PLN di Kawasan Gaplek, Pamulang pada Senin (8/6). Menurutnya, kantor PLN saat itu dijaga banyak satpam dan sudah ada puluhan orang yang ingin masuk ke dalam kantor.
ADVERTISEMENT
“Orang datang itu, termasuk saya 50-an orang lebih, satpam di sana bilang enggak boleh masuk ke dalam kantor, jadi warga yang mau menyampaikan keluhan itu isi form yang disediakan,” lanjutnya.
Menurut Intan, sehari setelahnya, ia dihubungi oleh pihak PLN via telepon yang menanyakan tentang keluhan Intan. Pihak PLN tersebut menanyakan mengenai pemakaian selama Work From Home dan pemakaian listrik selama bulan Ramadhan.
“Jadi pihak PLN hubungi saya, tanya juga soal pemakaian bulan Ramadhan, tapi kan saya jalani Ramadhan di rumah itu sudah 8 tahun, terus pihak PLN juga bilang kalau meteran di rumah saya tinggi sehingga fotonya blur ketika diambil oleh petugas jadi ada kesalahan input, padahal itu petugas yang udah biasa cek meteran di rumah saya, alasannya enggak masuk akal,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pteugas di layanan Contact Center PLN 123. Foto: Dok. PLN
Menurut Intan, siang tadi, Kamis (11/6) ia pun dipertemukan dengan petugas yang biasa mencatat meteran listrik di rumahnya, namun berbeda dengan pernyataan petugas sebelumnya, bahwa foto meteran yang dimaksud tidak blur.
“Petugas itu malah bilang gini ke saya 'saya disuruh pusat katanya ibu mau mencicil tagihan' padahal saya sama sekali enggak bilang saya mau cicil itu tagihan, saya mau minta kejelasan kenapa bisa itu tagihan sampai 2 juta lebih, itu budget pembayaran saya selama 3 bulan, petugas itu enggak tahu menahu,” lanjutnya.
Melihat kejanggalan yang ada, Ibu satu orang anak ini pun berencana akan mendatangi kembali kantor PLN untuk meminta kejelasan.
“Kan kesal juga ya, saya harus bayar untuk sesuatu yang engak saya pakai, kalau lebih 100-200 ribu saya bayar, tapi ini sampai tiga kali lipat, ini belum ada win-win solusinya" pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.