Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Warga Gaza Krisis Tempat Tinggal, Israel Malah Hambat Bantuan
4 Februari 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Otoritas di Gaza meminta komunitas internasional untuk segera mengirimkan tenda dan tempat penampungan sementara bagi warga yang kehilangan rumah akibat serangan Israel. Ribuan keluarga kini tidur di tempat terbuka di tengah cuaca dingin di sana.
ADVERTISEMENT
“Mengamankan tempat penampungan adalah kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan tidak bisa ditunda,” kata Kantor Media Pemerintah Gaza dalam pernyataan resmi, Senin (3/2), seperti diberitakan Al Jazeera.
Otoritas Gaza juga meminta Organisasi Amal Hashemite Yordania untuk menyertakan tenda dalam bantuan yang dikirim, selain makanan dan perlengkapan lainnya.
Israel Disebut Langgar Kesepakatan
Ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke wilayah utara setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas bulan lalu.
Namun, banyak yang mendapati rumah mereka rata dengan tanah setelah serangan Israel menghancurkan permukiman di Kota Gaza, Jabalia, dan Beit Hanoon.
Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel membatasi masuknya bantuan, termasuk tenda dan alat berat untuk membersihkan puing-puing, meski telah ada kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari.
ADVERTISEMENT
Perjanjian itu menyebut 60 ribu trailer dan 200 ribu tenda harus masuk ke Gaza untuk menampung pengungsi.
Namun, Israel diduga memperlambat implementasi kesepakatan.
“Pendudukan Israel menciptakan hambatan yang memperburuk penderitaan warga sipil di Gaza. Ini bisa berujung pada konsekuensi berbahaya,” tegas otoritas Gaza.
Antoine Renard dari Program Pangan Dunia mengatakan terjadi peningkatan masuknya bantuan ke Gaza, tetapi masih ada pembatasan Israel terhadap barang-barang yang dianggap “berfungsi ganda”, termasuk tenda dan peralatan medis.
Pada Minggu (2/2), militer Israel bahkan masih menghancurkan puluhan bangunan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Palestina.
Sebuah rekaman menunjukkan rangkaian ledakan berturut-turut yang menghancurkan kamp yang dipenuhi pengungsi itu.
Tekanan Internasional dan Sikap Trump
Presiden AS Donald Trump sempat menyerukan pemindahan seluruh penduduk Gaza, dengan alasan kehancuran luas di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Usulan ditolak oleh negara-negara Arab yang menilai pemindahan paksa sebagai pembersihan etnis.
Sementara itu, Trump dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Selasa (4/2).
Fase pertama perjanjian—mencakup pembebasan 33 sandera Israel dan hampir 2.000 tahanan Palestina—akan berakhir pada 1 Maret.
Sedangkan tahap kedua, termasuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan seluruh sandera, masih belum disepakati.
“Saya tidak memiliki jaminan bahwa pertempuran tidak akan berlanjut,” kata Trump di Gedung Putih.
Anggota parlemen Israel, Ofer Cassif, menuding Netanyahu tidak serius dalam perundingan damai.
“Netanyahu dan kelompoknya tidak benar-benar peduli pada gencatan senjata atau menyelamatkan sandera Israel, apalagi menyelamatkan nyawa ribuan warga Palestina,” ujarnya kepada Al Jazeera.
ADVERTISEMENT
Sejak perang pecah pada Oktober 2023, Israel telah membunuh hampir 62.000 warga Palestina, termasuk ribuan yang hilang dan diduga tewas.