Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Massa antipemerintah di Iran menggelar aksi protes usai insiden penembakan Ukraine Airlines yang menewaskan 176 penumpang. Militer Iran telah mengakui tembakan rudal tersebut human error.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, Minggu (12/1), ribuan orang berkumpul di luar gerbang Universitas Amir Kabir. Massa meneriakkan agar Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mundur dan menuntut pihak yang menjatuhkan pesawat tersebut segera diadili.
"Kematian bagi diktator! Khamenei, malu! Tinggalkan negara," teriak massa.
Demonstrasi tersebut awalnya merupakan aksi kabung bagi 176 penumpang, termasuk sejumlah alumni Universitas Amir Kabir yang masuk dalam daftar korban tewas.
Namun, tensi aksi memanas dan berubah menjadi brutal, setelah Iran akhirnya mengakui tak sengaja menembakkan rudal ke pesawat berpenumpang sipil itu.
Media Iran, FARS, melaporkan polisi membubarkan mahasiswa yang masuk dan memblokir jalan utama. Polisi juga sempat menahan Dubes Inggris untuk Iran, Robert Macaired, karena diduga memprovokasi para pedemo, meski akhirnya dibebaskan.
ADVERTISEMENT
Pesawat tersebut seharusnya berangkat dari Teheran menuju Kiev pada Rabu (8/1). Saat pesawat lepas landas, Iran melepaskan tembakan ke pangkalan militer AS di Irak atas aksi balas dendam usai pemimpin pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani, dibunuh AS.
Iran pun dituduh menembak pesawat tersebut. Tudingan dibantah Iran dan sempat menyatakan jatuhnya pesawat karena masalah mesin.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, telah mengakui peristiwa tersebut dan menyebut ini adalah tragedi besar dan kesalahan yang tidak termaafkan. Rouhani menginstruksikan jajarannya untuk menginvestigasi kasus tersebut.
"Pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendakwa pelaku, ini tragedi besar serta kesalahan tak termaafkan," ujar Rouhani sebelumnya.