Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Meski rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merevitalisasi (menata kembali) trotoar Kemang mendapat dukungan warga, pemerintah dinilai juga harus mempertimbangkan beberapa aspek. Dikhawatirkan, pelebaran trotoar yang secara otomatis mempersempit jalan raya akan menimbulkan kemacetan.
ADVERTISEMENT
“Aku pribadi suka, ya, sama ide tersebut, tapi dengan jalanan Kemang yang sekecil itu, jalanan umumnya juga harus digedein kali, ya,” kata Gretha, warga Kemang Selatan, ketika ditemui di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (10/4).
“Kalau misalkan, nih, trotoar barunya ukurannya sekitar 4 meter, sementara jalanan umumnya cuma muat untuk 2 mobil, menurut aku pelebaran trotoar tapi jalanan umumnya tidak mendukung rasionya enggak bagus,” sambungnya lagi.
Sebab, Kemang menjadi salah satu kawasan yang ramai kendaraan, utamanya di jam-jam pulang kerja. “Iya, ini pedesterian friendly, tapi jalanan umumya kemungkinan jadi agak sempit, nanti Kemang semakin macet,” ujar Gretha.
Hingga saat ini, Pemprov DKI masih merancang konsep revitalisasi trotoar, dan ditargetkan akan selesai pada April 2019. Rencananya, trotoar dibangun dengan lebar 4 meter di Jalan Kemang Raya dan Jalan Kemang I. Penataan dimulai pada Mei dan selesai pada Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Saat ini, trotoar di Kemang tak lebih dari 1 meter. Hampir sepanjang trotoar memiliki permukaan yang tidak rata serta berlubang. Belum lagi banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan.
Revitalisasi akan dilakukan secara menyeluruh termasuk lampu jalan, penghijauan, dan ubin pemandu. Konsep trotoar akan diubah seperti di Jalan Thamrin dan Sudirman.
Selain kemacetan, warga juga menilai pemerintah harus mengkaji ulang soal rencana menutup kawasan Kemang sebagai jalan umum. Dikhawatirkan, penutupan jalan akan membuat bisnis-bisnis di kawasan ini tidak berkembang.
“Ini susah, sih, harus dikaji ulang, karena di sini banyak bisnis-bisnis, kan, takutnya nanti mati, kalau yang kayak gini harus dikaji ulang,” kata Eka, warga Kemang lainnya.
Pemprov DKI memang berencana untuk menutup kawasan Kemang untuk umum. Sebagai gantinya, akan disediakan park and ride untuk shuttle bus yang akan melayani penumpang keluar masuk kawasan Kemang.
“Itu baru wacana, supaya memindahkan moda transportasi mobil pribadi ke umum dan membuat nyaman pejalan kaki,” kata Kepala Dinas Bina Marga, Hari Nugroho.
ADVERTISEMENT
Hari mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap pengkajian. Namun, Hari menegaskan, tujuan dari penutupan jalan itu diperuntukkan agar kawasan Kemang menjadi kawasan wisata dan ikon Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT