Warga Kutuk Senior Penganiaya Taruna STIP Jakarta

10 Mei 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi Ngaben Putu Satria Ananta Rustika, Taruna STIP Jakarta, di Klungkung, Bali, Jumat (10/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi Ngaben Putu Satria Ananta Rustika, Taruna STIP Jakarta, di Klungkung, Bali, Jumat (10/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga mengutuk kasus penganiayaan yang menyebabkan Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19 tahun), tewas.
ADVERTISEMENT
Warga memasang spanduk ukuran 2×2 meter berisi potret senior Satria atau tersangka penganiayaan, Tegar Rafi Sanjaya, di area pemakaman umum di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung, Bali, Jumat (10/5).
"Senioritas bukan pangkat untuk membunuh," demikian isi tulisan spanduk tersebut.
Prosesi Ngaben Putu Satria Ananta Rustika, Taruna STIP Jakarta, di Klungkung, Bali, Jumat (10/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Menurut Paman Satria, Nyoman Budiarta, pemasangan spanduk itu merupakan bentuk simpati pemuda dan pemudi desa atas kemalangan yang menimpa sahabat mereka.
"Itu (pemasangan spanduk tersangka) sepengetahuan keluarga. Itu (dibuat oleh) teman-teman dia yang simpati sama Satria. Karena Satria orangnya baik, mudah bergaul, supel," kata Paman Satria.
Para pemuda juga tampak membakar spanduk sebagai bentuk kemarahan atas penganiayaan terhadap Satria.
"Supaya orang-orang tahu. Ini tersangkanya. Masyarakat Gunaksa membenci kekerasan. Dan ini simbol tidak ada kekerasan lagi, cukup Satria saja. Satu. Masyarakat Gunaksa mengutuk keras perbuatan tersangka itu," katanya.
Spanduk tersangka penganiayaan, Tegar Rafi Sanjaya, dibakar, Jumat (10/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Jenazah Satria dimakamkan dengan cara Ngaben atau pembakaran pada pukul 13.00 WITA. Sebelum prosesi Ngaben, pihak STIP juga melaksanakan upacara kedinasan sebagai bentuk penghormatan terakhir.
ADVERTISEMENT
Dalam upacara disebutkan bahwa Satria merupakan Taruna Muda Jurusan teknikal II Bravo. Satria lolos menjadi taruna muda melalui jalur pola pembibitan angkatan 66.
"Selanjutnya dipercaya sebagai mayoret utama duta sapta bahari angkatan 66," kata protokoler upacara.
Spanduk tersangka penganiayaan, Tegar Rafi Sanjaya, Jumat (10/5). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Upacara kedinasan ini dihadiri oleh teman satu angkatan Satria baik dari STIP dan semasa duduk di bangku sekolah di Bali, kelompok pemuda desa dan warga setempat.
Keluarga, teman dan warga juga tampak berbondong-bondong menghantarkan jenazah Satria ke penguburan. Sementara itu, orang tua dan adik-adik Satria tak henti meneteskan air mata menangisi kepergian Satria.