Warga Malaysia Sambut Baik Pelantikan Anwar Ibrahim sebagai PM Baru

24 November 2022 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia 24 November 2022. Foto: Fazry Ismail/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia 24 November 2022. Foto: Fazry Ismail/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, telah dilantik menjadi perdana menteri oleh Raja Sultan Abdullah dari Pahang, pada Kamis (24/11).
ADVERTISEMENT
Pelantikan Anwar setelah penantian selama dua dekade ini disambut dengan sukacita oleh para pendukungnya dan partai reformis-multietnis yang ia pimpin, Pakatan Harapan (PH).
Di Ibu Kota Kuala Lumpur, pemandangan euforia atas kemenangan Anwar dapat dengan mudah ditemukan.
Salah satu warga, Norhafitzah Ashruff Hassan (36), mengaku senang Anwar akhirnya menduduki jabatan sebagai kepala pemerintahan Malaysia saat ini.
“Saya merinding, serius,” ungkap Norhafitzah, seperti dikutip dari AFP.
“Dia [Anwar] berjuang keras untuk diberi kesempatan menjadi PM. Saya harap dia bekerja dengan baik dan membuktikan kemampuannya,” imbuhnya.
Perdana Menteri Malaysia yang baru Anwar Ibrahim dan istrinya cl dalam upacara pengambilan sumpah di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 24 November 2022. Foto: Mohd Rasfan/AFP
Sementara wakil direktur di perusahaan Bower Group Asia, Asrul Hadi Abdullah Sani, berharap pemerintahan Anwar dapat segera menstabilkan politik di negara itu yang telah terombang-ambing selama empat tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Salah satu agendanya adalah memastikan bahwa ia mampu memenuhi agenda reformasinya saat ia berupaya menstabilkan koalisi federal yang longgar,” pungkasnya.
Meski begitu, terdapat pula kekhawatiran di benak masyarakat Malaysia atas masa depan negaranya yang kini berada di tangan Anwar.
“Ini benar-benar momen penting,” ujar seorang bankir asal Negeri Jiran, Julain Cheong.
“Yang masih harus dilihat bagaimana lima tahun ke depan berjalan,” tutur dia.

Akhir dari Drama Pemilu Dini Malaysia

Pengangkatan Anwar sebagai perdana menteri secara resmi mengakhiri drama pemilu dini Malaysia yang digelar pada Sabtu akhir pekan lalu.
Sejak pemungutan suara berakhir lima hari lalu, tidak ada satu pun partai atau koalisi yang berhasil memenuhi syarat perolehan mayoritas suara minimal 112 kursi dari total 222 kursi di parlemen.
ADVERTISEMENT
Dalam konstitusi Malaysia, syarat memenuhi suara mayoritas diperlukan agar kandidat diizinkan untuk membentuk pemerintahan baru.
Anwar Ibrahim (Tengah) jalani pelantikannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 24 November 2022. Foto: Mohd Rasfan/AFP
Hasil akhir pemilu menunjukkan, PH hanya memperoleh 82 kursi, sementara pesaingnya dari koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yassin berada di urutan kedua — yakni 73 kursi.
Oleh karenanya, Raja Abdullah pun turun tangan dan penunjukan Anwar sebagai PM merupakan titah langsung dari kerajaan.
Dalam upacara yang dihelat di Istana Negara Malaysia, pria berusia 75 tahun itu membacakan sumpahnya di hadapan Raja Abdullah.
“Saya, Anwar Ibrahim, setelah ditunjuk untuk memegang posisi perdana menteri, bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa saya akan dengan jujur memenuhi tugas itu dengan segala upaya saya dan bahwa saya akan mencurahkan kesetiaan sejati saya kepada Malaysia,” ucap Anwar yang didampingi oleh istrinya, Wan Azizah Wan Ismail.
ADVERTISEMENT

Tantangan Berat bagi Anwar Ibrahim

Dengan resmi menjabat sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia, pemerintahan Anwar dihadapkan pada beberapa tantangan besar.
Selain menghadapi masalah-masalah seperti inflasi dan lambatnya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi, Anwar harus tetap menjaga keutuhan pemerintahan gabungan persatuan.
Ketua koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim (PH) Datuk Seri Anwar Ibrahim seusai berjumpa Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong, Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah di Pintu Masuk 2, Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/11). Foto: ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman
Sebab, sejak partai berkuasa United Malays National Organization (UMNO) kalah untuk pertama kalinya pada 2018 lalu, panggung politik Malaysia sudah tidak lagi sama.
Pemerintahan negara tetangga Indonesia ini terus-menerus menghadapi guncangan, lantaran tidak bisanya koalisi pemenang pemilu untuk mempertahankan dukungan parlemen.
Sehingga, Malaysia telah menyaksikan pergantian perdana menteri sebanyak empat kali dalam periode empat tahun.
ADVERTISEMENT