Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Warga Melayu Gelar Demo di Medan, Dukung Warga Pulau Rempang
15 September 2023 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ratusan warga dari suku Melayu menggelar aksi demo di Taman Makam Pahlawan Medan di Kota Medan pada Jumat (15/9). Aksi ini merupakan bentuk solidaritas warga Melayu terkait permasalahan yang terjadi terhadap warga Melayu di Pulau Rempang, Kepri.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, masyarakat mulai berdatangan sekitar pukul 14.00 WIB dengan mengenakan pakaian khas Melayu.
Sementara itu, sekitar lima mobil polisi juga terlihat bersiaga di depan Makam Pahlawan.
“Aksi damai ini kita lakukan atas kekecewaan kita pada pemerintah yang semena-mena, tidak melihat sejarah bagaimana Pulau Rempang. Sebelum ada republik ini, jauh sebelum republik ini ada, mereka sudah tinggal di Pulau Rempang,” kata Raja Metar Bilad Deli, Tengku M Fauzi, saat ditemui di lokasi.
Tengku mengatakan, pihaknya juga akan segera mengirimkan tim investigasi dan ahli hukum untuk membantu mengawal puluhan masyarakat yang ditahan oleh pihak kepolisian saat ricuh demo beberapa waktu lalu di Batam.
“Saat ini mereka akan terusir, kami Metar Bilad Deli akan mengirimkan tim investigasi dan ahli hukum dari kami untuk mengawal masyarakat yang ditahan polisi. Bukan kita membenarkan masyarakat di sana, setidaknya mengawal agar hak sebagai tersangka harus dipenuhi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi ini, masyarakat menuntut agar pemerintah segera menghentikan proyek strategis nasional Rempang Eco City, mengembalikan lahan milik warga, serta membebaskan puluhan warga yang ditahan oleh polisi.
Ricuh di Rempang
Pengembangan proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang menuai konflik antara warga setempat dan pihak kepolisian. Para warga melawan lantaran enggan untuk direlokasi dari tempat yang telah lama mereka huni.
Aksi ricuh tak terelakkan saat para warga berunjuk rasa di depan kantor BP Batam, Senin (11/9) lalu. Seminggu sebelumnya, demo juga terjadi, gas air mata mengenai anak-anak SD dan SMP karena menurut aparat "terbawa angin".
Sementara itu, sejumlah tokoh keturunan Melayu mengunggah sejarah Pulau Rempang. Misalnya, Ustaz Abdul Somad (UAS).
ADVERTISEMENT
Dai sejuta umat ini memposting tulisan berjudul KONFLIK PULAU REMPANG karya Hj. Azlaini Agus, mantan anggota DPR. Tulisan ini menegaskan bahwa Rempang adalah tanah bertuan, sudah dihuni sejak 1720.
"Dikutip dari Kitab Tuhfat An- Nafis karya Raja Ali Haji (terbit perdana tahun 1890), dijelaskan bahwa penduduk Pulau Rempang, Galang dan Bulang adalah keturunan dari Prajurit2 /Lasykar Kesultanan Riau Lingga, yang sudah mendiami pulau2 tersebut sejak tahun 1720 M, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah I," begitu antara lain kutipannya.