Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump merespons keras pembantaian sembilan warga negaranya di Meksiko . Trump menyerukan perang terhadap kartel narkotika yang diduga pelaku pembantaian tersebut dan menyatakan siap membantu Meksiko.
ADVERTISEMENT
"Jika Meksiko membutuhkan bantuan kami membersihkan monster-monster itu, Amerika Serikat siap, bersedia dan mampu terlibat dan melakukan pekerjaan itu dengan cepat dan efektif," kata Trump pada Selasa (5/11) dikutip AFP.
Menurut Trump, kartel narkotika di Meksiko sudah menjadi semakin besar dan kuat sehingga membutuhkan tentara untuk memberantas mereka.
"Ini adalah waktunya bagi Meksiko, dengan bantuan Amerika Serikat, melancarkan perang terhadap kartel narkoba dan menghapuskan mereka dari muka bumi," lanjut dia lagi.
Pernyataan Trump disampaikan menyusul pembantaian 9 warga AS yang terdiri dari wanita dan anak-anak di Meksiko pada Senin lalu. Mereka tengah dalam konvoi kendaraan dari Chihuahua menuju AS ketika diserang dan mobil mereka dibakar.
Para korban adalah anggota keluarga Mormon yang telah tinggal di Meksiko sejak puluhan tahun silam. Belum diketahui pelaku pembunuhan tersebut. Namun dalam sejarahnya, kelompok Mormon memang kerap terlibat konflik dengan kartel narkotika Meksiko.
ADVERTISEMENT
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengapresiasi tawaran bantuan dari Trump. Dia juga menegaskan pelaku penembakan akan diseret ke pengadilan. Namun dia mengatakan, tidak ingin ada peperangan antara militer Meksiko dengan kartel.
"Kami tidak setuju dengan Trump soal itu. Perang sinonim dengan ketidakrasionalan," kata Obrador.
Obrador memang ingin menghentikan perang dengan kartel yang sebelumnya dilakukan Presiden Felipe Calderon. Di bawah kepemimpinan Calderon, Meksiko mengerahkan tentara memberantas kartel, menewaskan lebih dari 120 ribu orang.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:09 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini