Lokataru Foundation, perwakilan masyarakat Papua mendesak Komnas HAM menyelidiki tindakan rasisme terhadap orang Papua di Gedung Komnas HAM, Jakarta

Warga Papua Bisa Memaafkan, Tapi Aksi Rasis di Surabaya Harus Diusut

20 Agustus 2019 12:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokataru Foundation bersama perwakilan masyarakat Papua membawa spanduk saat mendesak Komnas HAM menyelidiki tindakan rasisme terhadap orang Papua. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokataru Foundation bersama perwakilan masyarakat Papua membawa spanduk saat mendesak Komnas HAM menyelidiki tindakan rasisme terhadap orang Papua. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menyampaikan tanggapannya terkait kerusuhan di Manokwari, Papua Barat dan Sorong, Papua. Dalam pernyataannya, Jokowi menyampaikan agar masyarakat Papua dapat saling memaafkan dan menciptakan perdamaian.
ADVERTISEMENT
Menanggapi ini, Researcher Assistant Lokataru Foundation Muhammad Elfiansyah Alaydrus meminta Jokowi agar proses hukum tetap berjalan. Meski nantinya masyarakat memaafkan, namun proses hukum tetap harus berjalan.
Lokataru Foundation bersama perwakilan masyarakat Papua mendesak Komnas HAM menyelidiki tindakan rasisme terhadap orang Papua di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (20/8/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Harusnya pikiran negara itu bukan sekadar maaf-maafan. Pasti kita memaafkan sesama manusia, tapi proses tindak pidana harus tetap berlangsung. Jadi negara jangan punya pikiran yang ‘ya sudah maaf saja’,” kata Elfiansyah di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).
Ia mendesak pemerintah mengusut tuntas dugaan rasisme yang dilakukan sejumlah pihak kepada mahasiswa Papua di Surabaya, yang kemudian menyulut emosi masyarakat di Papua Barat dan Papua sehingga kerusuhan terjadi.
Lokataru Foundation bersama perwakilan masyarakat Papua membawa spanduk saat mendesak Komnas HAM menyelidiki tindakan rasisme terhadap orang Papua. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tidak hanya itu, ia juga meminta pemerintah untuk tidak membatasi informasi di Papua.
“Negara dengan lembaganya buat tim siapa yang bilang tindakan rasisme ini. Diusut orangnya, bukan hanya sekadar hak atas informasi kita dibatasi di Papua,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, dan Sorong, Papua, diduga sebagai respons atas penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya. Masyarakat setempat kemudian turun ke jalan, melakukan pengrusakan di sejumlah tempat, membakar ban, hingga memblokade jalan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten