Warga: Proyek Shelter di Kampung Akuarium Tak Selesai Tepat Waktu

5 Januari 2018 19:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies akan tata ulang kampung akuarium. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Anies akan tata ulang kampung akuarium. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menepati janjinya untuk segera membangun shelter atau hunian sementara bagi masyarakat Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Shelter tersebut dibangun di lahan rumah bedeng para warga yang dirobohkan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan shelter tersebut mulai dikerjakan sejak 29 Desember 2017. Proyek tersebut ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu 10 minggu.
Salah seorang warga Kampung Akuarium, Topaz (31) memprediksi pembangunan shelter tersebut tak akan selesai tepat waktu. Sebab menurutnya, pembangunan shelter baru mencapai tahap perataan tanah.
"Pengerjaannya sudah dimulai tanggal 29 Desember 2017. Rencananya 10 minggu selesai, tapi melihat kondisinya kaya gini kayanya enggak bisa,” ujar Topaz, di lokasi, Jumat (5/1).
Rancangan shelter sementara BPBD Jakarta (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rancangan shelter sementara BPBD Jakarta (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Lebih lanjut, Topaz mengaku warga Kampung Akuarium telah mendesak kontraktor untuk mulai membangun shelter tersebut. Bahkan menurutnya, warga Kampung Akuarium telah mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, namun Anies juga mengaku kaget dengan kondisi tersebut.
"Ini (mulai proses pembangunan shelter) udah didesak sih sebenernya, karena harusnya Desember itu udah langsung berdiri, setelah dirobohkan. Kan kita manusia. Kemarin kita rapat sama Pak Anies juga kaget belum berdiri, seharusnya udah berdiri," terang Topaz.
Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara (Foto: Adim Mugni M/kumparan)
ADVERTISEMENT
Topaz menjelaskan, PT Jaya Konstruksi selaku pihak yang membangun shelter tersebut juga hanya mampu membangun 107 unit shelter bagi warga dengan masing-masing shelter berukuran 3,5 x 6 meter persegi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan lahan yang digunakan untuk shelter.
“Awalnya setelah didata ada 128 keluarga. Kita minta shelter sebanyak itu. Tapi karena lokasinya tidak cukup pihak Jaya Konstruksi hanya bisa bangun 107 unit,” terang Topaz.
Rancangan shelter sementara BPBD Jakarta (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rancangan shelter sementara BPBD Jakarta (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Dalam site plan pembangunan yang dipasang oleh kontraktor, terdapat 32 bangunan membentuk letter u. Satu bangunan berisi 4 unit shelter. Tiap shelter akan dihuni oleh 1 keluarga. Shelter juga dilengkapi dengan toilet.