Warga Semarang Ngaku Diperas Polisi: Jam Tangan hingga Dongkrak Mobil Diambil

3 Februari 2025 17:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi polisi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi polisi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang warga Kota Semarang, Jawa Tengah, juga mengaku menjadi korban komplotan polisi pemeras warga. Uang ratusan ribu rupiah, dongkrak, hingga jam tangan Guess miliknya hilang dirampas komplotan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kisah itu dibagikan oleh seorang pengguna TikTok. Awak media kemudian menghubungi akun tersebut yang ternyata milik seorang pemuda berinisial R (20 tahun).
R mengatakan peristiwa itu terjadi pada 24 Maret 2024 sekitar pukul 19.00 WIB. Awalnya R bersama teman perempuannya sedang makan di dalam mobil di SPBU Universitas Diponegoro, Kecamatan Tembalang.
"Karena tempatnya ramai sehingga kita enggak dapat tempat untuk makan di sana, kita bungkus nasi gorengnya. Kita makan di Pom Bensin Undip sekalian ambil uang di ATM," ujar R saat dihubungi wartawan, Senin (3/2).

Kaca Mobil Diketok

Saat R dan temannya sedang asyik makan, keduanya dihampiri oleh komplotan polisi pemeras tersebut. Mereka menuduh R dan temannya berbuat asusila di dalam mobil.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat betul mobilnya warna merah itu. Mereka bertiga ngetok-ngetok sambil nyenterin kita lagi makan. Saya saat itu panik dan kaget juga, padahal kita lagi makan dan 3 orang itu menuduh yang aneh-aneh," jelas dia.
Ketiga pelaku kemudian meminta agar korban menyerahkan uang Rp 20 juta agar tidak dikasuskan. Korban kemudian menolak nominal sebesar itu dan meminta keringanan.
"Saya dibawa ke mobil mereka, mereka bawa mobil saya. Dimintai Rp 20 juta tapi saya minta Rp 600 ribu saja. Mereka kemudian bawa saya ke SPBU Kaliwiru dan tarik tunai di situ," jelas dia.

STNK, Jam Tangan, Rokok, Hilang Semua

Setelah memberikan uang, komplotan polisi pemeras itu kemudian meninggalkan R dan temannya. Namun, setelah dicek kembali ternyata barang-barang R yang ada di mobil hilang.
ADVERTISEMENT
"Selain uang sebesar Rp 600 ribu, barang di mobil juga banyak yang hilang, STNK mobil saya hilang yang di laci, jam tangan merek Guess harganya Rp 2,5 juta, rokok 2 pak, dongkrak di bawah kursi penumpang depan juga hilang," ungkap R.
R berencana melaporkan kasus pemerasan yang dialaminya ke Polrestabes Semarang. Namun, itu akan dilakukan jika ada korban lain yang melapor.
"Saya pengin lapor juga, kalau ada korban lain yang ikut lapor," kata R.

Polda Jateng Imbau Lapor

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengimbau masyarakat yang merasa menjadi korban pemerasan komplotan ini untuk melapor ke kepolisian.
"Kita tunggu kalau ada korban-korban lain untuk membuat laporan kepolisian," kata Artanto.
Kasus pemerasan oleh komplotan polisi ini terungkap setelah aksi mereka diketahui oleh warga pada Jumat (31/1) sekitar pukul 21.00 WIB dengan korban sepasang remaja.
ADVERTISEMENT
Modusnya pun sama, menuduh sejoli tersebut berbuat asusila atau pidana. Kini dua polisi tersebut, yaitu Aiptu Kusno yang berdinas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang dan Aipda Roy yang bertugas di Polsek Tembalang meringkuk di balik jeruji Rutan Polda Jateng.
Kemudian, seorang sipil yang merupakan komplotan mereka bernama Suyatno juga sudah ditahan.