Warga Spanyol Marah Pemerintah Lambat, Pilih Gerak Sendiri Atasi Dampak Banjir

3 November 2024 16:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para relawan mengantre untuk mendapatkan panduan tentang cara memberikan bantuan kepada korban banjir di di Ciudad de las Arts y las Ciencias, Valencia, Spanyol, Sabtu (2/11/2024). Foto: Susana Vera/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para relawan mengantre untuk mendapatkan panduan tentang cara memberikan bantuan kepada korban banjir di di Ciudad de las Arts y las Ciencias, Valencia, Spanyol, Sabtu (2/11/2024). Foto: Susana Vera/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kemarahan warga Spanyol memuncak akibat lambatnya respons otoritas terhadap banjir mematikan di Valencia sejak Senin (28/10). Bencana ini telah merenggut lebih dari 200 nyawa, ratusan warga hilang, hingga ribuan lainnya masih terisolasi dan membutuhkan bantuan.
ADVERTISEMENT
Di tengah trauma, rasa solidaritas di Spanyol justru semakin kuat.
Pada Sabtu (2/11), sebanyak 15 ribu relawan berkumpul di gedung museum pusat kota, menanti giliran untuk mendapatkan ember, kain pel, makanan, dan air sebelum bergerak ke daerah terdampak banjir besar.
Mereka akan gotong-royong membantu membersihkan kota dan mengevakuasi warga akibat keterlambatan bantuan dari pihak berwenang.
Salah satu relawan itu adalah remaja 16 tahun bernama Pedro Francisco. Ia mengaku telah mengantre selama empat jam agar dapat membantu kakek kerabatnya yang tewas akibat banjir dan belum bisa dievakuasi.
“Kami harus melakukan apa pun yang kami bisa,” ujarnya, seperti dikutip dari BBC.
Sejumlah mobil menumpuk akibat banjir di Picanya, dekat Valencia, Spanyol timur, Rabu (30/10/2024). Foto: Jose Jordan/AFP
Warga lainnya, Oscar Martinez, turut mengantre bersama istri dan anaknya.
"Saya merasa marah", ujar Martinez.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah tragedi yang bisa dihindari. Yang perlu dilakukan pemerintah daerah adalah memberi kami peringatan banjir terlebih dahulu," tambahnya.
Amarah warga terus memuncak di Valencia dan sekitarnya.
Banjir yang dimulai sejak Senin pekan lalu telah menghancurkan jembatan, memutus akses listrik dan air, serta membuat ribuan warga terisolasi tanpa makanan dan kebutuhan dasar lainnya.
Para relawan mengantre untuk mendapatkan panduan tentang cara memberikan bantuan kepada korban banjir di di Ciudad de las Arts y las Ciencias, Valencia, Spanyol, Sabtu (2/11/2024). Foto: Susana Vera/REUTERS
Salah satu korban selamat, Amparo Esteve, menceritakan momen saat banjir bandang menerjang.
“Air sangat cepat mengikuti saya. Saya tiga hari tanpa listrik, tanpa air, tanpa telepon,” katanya kepada BBC.
Dia kini tinggal bersama kakek-neneknya karena takut pada ancaman penjarahan di wilayah itu.
Pemerintah Valencia menegaskan kesiapannya menindak tegas pelaku penjarahan yang semakin memperparah situasi.
Pemilik toko di Picanya, Emilia, juga merasa diabaikan.
ADVERTISEMENT
“Kami bahkan tidak bisa mencuci pakaian atau mandi,” keluhnya.

10.000 Tentara dan Polisi Dikerahkan

Foto yang diambil pada tanggal 1 November 2024 ini menunjukkan dampak banjir yang menghancurkan di daerah pemukiman di kota Alfafar, di wilayah Valencia, Spanyol bagian timur. Foto: Jose Jordan/AFP
Merespons situasi genting ini, Perdana Menteri Pedro Sanchez berjanji akan menambah pasukan keamanan untuk mempercepat bantuan.
Ia memerintahkan pengerahan 10.000 tentara dan polisi untuk menangani dampak banjir besar yang melanda wilayah timur, selatan, dan tengah Spanyol.
Menggambarkan banjir ini sebagai bencana alam terparah dalam sejarah modern Spanyol, Sanchez menyatakan pemerintah akan fokus pada pencarian korban dan pemulihan area terdampak.
“Ini adalah tragedi besar, dan kita harus bersatu,” ujarnya dalam pidato televisi.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. Foto: Javier Soriano/AFP
Sebagai langkah awal, pemerintah mengirimkan tambahan 4.000 personel militer ke wilayah Valencia, yang paling terdampak, serta 1.000 personel lagi yang akan tiba dalam waktu dekat.
Kapal amfibi yang dilengkapi ruang operasi dan armada kendaraan juga dikerahkan untuk membantu evakuasi.
ADVERTISEMENT
"Saya sadar tanggapan yang diberikan tidak cukup, ada masalah dan kekurangan yang parah kota-kota terkubur lumpur, orang-orang putus asa mencari kerabat mereka kita harus memperbaikinya," kata Sanchez, seperti diberitakan BBC.
Pasukan ini menjadi jumlah personel terbesar dalam masa damai sejarah Spanyol.
Hingga kini, sudah 4.800 penyelamatan dilakukan dan lebih dari 30 ribu warga dievakuasi dari rumah, jalan, dan kawasan industri yang terendam banjir.
Citra satelit yang dirilis oleh Maxar Technologies menunjukkan lumpur akibat banjir di Valencia, Spanyol, Kamis 31 Oktober 2024. Foto: Maxar Technologies via AP
Banjir ini disebabkan hujan lebat yang dikaitkan oleh para ilmuwan dengan darurat iklim.
Di beberapa wilayah, curah hujan setahun terjadi hanya dalam waktu beberapa jam. Selain korban jiwa, ribuan warga masih terputus dari akses air, makanan, dan komunikasi.
Pemerintah Spanyol berkomitmen mempercepat pemulihan infrastruktur, termasuk listrik dan saluran telepon di wilayah terdampak.
ADVERTISEMENT
Peringatan cuaca oranye tetap berlaku di wilayah Valencia dan Tarragona, mengingat cuaca ekstrem yang masih berpotensi melanda.