Warga Sudan Rayakan Idul Adha dengan Aksi Lawan Kudeta Militer

9 Juli 2022 20:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seseorang yang mengenakan bendera Sudan berdiri di depan tumpukan ban yang terbakar selama protes terhadap prospek pemerintahan militer di Khartoum. Foto: MOHAMED NURELDIN ABDALLAH/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seseorang yang mengenakan bendera Sudan berdiri di depan tumpukan ban yang terbakar selama protes terhadap prospek pemerintahan militer di Khartoum. Foto: MOHAMED NURELDIN ABDALLAH/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pengunjuk rasa merayakan Idul Adha di antara barikade selama aksi pendudukan melawan pemimpin militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, pada Sabtu (9/7/2022).
ADVERTISEMENT
Aksi itu tidak kunjung mereda bahkan selama perayaan Idul Adha. Menyampaikan khotbah, seorang imam kemudian mengambil alih mikrofon yang biasanya disediakan untuk seruan protes.
Pengunjuk rasa Bernama Ibrahim al-Haj menegaskan, para demonstran berharap untuk menunjukkan komitmen mereka. Haj kembali bergabung dalam aksi tersebut usai melaksanakan salat.
"Apa pun yang terjadi di negara ini, pesan kami terus berlanjut," jelas Haj, dikutip dari AFP, Sabtu (9/7/2022).
Pemimpin Kudeta Sudan, Abdel Fattah al-Burhan. Foto: El Tayeb Siddig/REUTERS
Demonstran berkukuh memprotes kudeta yang dipimpin oleh Burhan. Mereka konsisten menekan panglima militer tersebut untuk mengundurkan diri.
Burhan meluncurkan kudeta yang menggagalkan transisi ke pemerintahan sipil pada Oktober 2021. Tindakan itu meletuskan protes yang berlangsung hampir setiap pekan di Sudan.
Donor-donor utama negara itu kemudian membekukan dana bantuan. Alhasil, Sudan terperosok lebih dalam ke dalam krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
Protes terhadap Burhan lantas kembali meletus pada 30 Juni. Puluhan ribu orang berkumpul dalam aksi tersebut. Sembilan di antaranya dibunuh oleh pasukan keamanan.
Pasukan keamanan tak urung menerapkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa. Sebanyak 114 orang telah tewas di tangan mereka sejak kudeta tersebut.
Asosiasi Profesional Sudan pada Senin menyerukan pemogokan umum dan pembangkangan sipil massal dalam menghadapi "kudeta militer", menyusul penangkapan para pemimpin sipil terkemuka di negara tersebut. Foto: REUTERS
Pengunjuk rasa dalam aksi teranyar berniat untuk terus mengingat mereka. Demonstran lantas mengangkat bendera yang menunjukkan wajah para korban yang tewas akibat tindakan keras tersebut.
"Kami berkomitmen pada hak-hak para martir," tegas Haj.
"Kami tidak akan melupakan para martir kami bahkan untuk sehari, tidak peduli apa pun," imbuh dia.
Burhan bersumpah akan membuka jalan bagi pemerintah sipil baru-baru ini. Namun, kelompok payung sipil utama negara itu menolak tawarannya tanpa membuang waktu.
ADVERTISEMENT
Pihaknya menganggap usulan itu sebagai tipu muslihat. Langkah mengejutkan Burhan telah disambut dengan skeptisisme.
Seiring protes berlangsung tanpa jeda, kelompok-kelompok pro-demokrasi mengumumkan pembentukan dewan revolusioner pada Kamis (7/7/2022).