Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Warga Suriah Bantu Pengungsi Ukraina, Mengaku Rasakan Ikatan Unik
12 April 2022 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Warga Suriah , pada Selasa (12/4/2022), disebut telah memobilisasi pengungsi Ukraina. Mereka membagikan pengetahuan tentang kiat-kiat menyelamatkan diri dari perang.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sebagai sesama penyintas perang, Ukraina dan Suriah juga mengaku telah merasakan ikatan unik yang tumbuh di antara mereka.
Pengetahuan yang dibagikan oleh warga Suriah ke pengungsi Ukraina, sebelumnya dikatakan mereka didapat dari perang bertahun-tahun yang melibatkan pasukan Rusia di negaranya .
Sejumlah hal yang diajarkan meliputi penyelamatan diri dari penembakan, membantu pengungsi, dan cara menghadapi serangan kimia.
Ukraina dan Suriah saat ini tengah mencari pertanggungjawaban atas kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Rusia di negara mereka.
Cengkeraman Presiden Suriah Bashar al-Assad pada kekuasaan tampak mengendur sejak perang saudara meletus pada tahun 2011. Hal itu terjadi hingga empat tahun kemudian ketika pasukan Rusia turun tangan dan mengubah konflik itu jadi menguntungkan rezim.
ADVERTISEMENT
“Dari pengalaman kami di Suriah, kami mungkin termasuk di antara mereka yang paling mampu memahami penderitaan rakyat Ukraina,” kata kepala pasukan Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai White Helmets, Raed al-Saleh seperti dikutip dari AFP.
"Orang-orang Suriah telah menjalani penembakan, pembunuhan, dan pemindahan yang dilakukan oleh pasukan Rusia kepada mereka."
"Waktu dan tempat telah berubah, tetapi korbannya sama; warga sipil, dan pembunuhnya sama; rezim Rusia," tambah dia.
Pertempuran di Suriah telah menyebabkan lebih dari 500.000 orang tewas. 'White Helmets' dinilai telah bekerja sebagai responden pertama yang menyelamatkan ribuan orang dari bawah puing-puing rumah yang ditembaki pasukan Rusia dan rezim di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah.
Derita warga Suriah itu dinilai memiliki kemiripan dengan nasib warga kota pelabuhan Mariupol Ukraina yang terkepung pasukan Rusia. Mariupol telah dibandingkan dengan distrik timur kota Aleppo di barat laut Suriah.
ADVERTISEMENT
Bekas kubu pemberontak diratakan oleh serangan udara pada 2016 lalu selama pengepungan berbulan-bulan.
"Lihatlah kota Mariupol. Ini persis seperti yang kita lihat di kota Aleppo di Suriah," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah forum internasional pada bulan Maret lalu.
Penulis: Sekar Ayu.