Warga Tak Nyaman Halte Jembatan Gantung Daan Mogot yang Memendek

19 November 2019 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pekerja di Halte Jembatan Gantung yang memendek setelah revitalisasi trotoar. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pekerja di Halte Jembatan Gantung yang memendek setelah revitalisasi trotoar. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Halte Jembatan Gantung, di kawasan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi pendek setelah proyek peninggian trotoar di lokasi tersebut. Di lokasi tersebut, trotoar yang baru dibangun tersebut memiliki tinggi lebih-kurang 70 centimeter.
ADVERTISEMENT
Proyek peninggian trotoar yang menyebabkan halte menjadi pendek ini dikeluhkan warga yang menggunakan halte tersebut untuk menyetop bus. Salah satunya Arief.
Arif mengatakan merasa tidak nyaman dengan kondisi halte yang pendek ini. Apalagi di halte ini tidak terdapat kursi, hanya ada dua bonggol potongan pohon yang bisa di jadikan tempat duduk.
"Buat yang tinggi pasti enggak nyaman ya karena harus berdiri sambil menunduk," kata Arif, Selasa (19/11).
Namun ada juga yang untuk saat ini merasa tidak terlalu terganggu dengan pendeknya atap halte karena menggunakan halte hanya sebentar.
Halte Jembatan Gantung memendek setelah revitalisasi trotoar. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
"Saat ini tidak terlalu terganggu sih, tapi mungkin sepertinya akan tidak nyaman saat hujan dan banyak yang berteduh," kata Debi.
Halte Jembatan gantung ini menjadi pendek setelah trotoar yang baru dibangun tersebut ditinggikan sekitar 70 sentimeter.
ADVERTISEMENT
"Tadinya kan ini tingginya full dari bawah, lalu kemakan trotoar yang baru dibangun ini," kata Rian salah satu pekerja proyek di tempat yang sama.
Tinggi tiang halte menjadi sekitar 150 centimeter. Atap bagian depan lebih tinggi dari tiang dan semakin kebelakang semakin pendek karena bentuk atap yang melengkung. Jadi jika berdiri lebih ke belakang akan semakin pendek. Orang dengan tinggi di atas 160 cm harus menunduk jika dalam posisi berdiri.
Kondisi Halte Jembatan Gantung yang memendek setelah revitalisasi trotoar. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Proyek revitalisasi JPO dan trotoar sepanjang telah dimulai sejak bulan Mei 2019. Pemprov DKI memang tengah fokus merapikan jalur pedestrian di Jakarta. Gubernur Anies Baswedan mengatakan, hal itu dilakukan karena berdasarkan riset, Jakarta menjadi kota dengan jumlah pejalan kaki terendah.
ADVERTISEMENT
Demi merealisasikan rencana tersebut, Pemprov DKI Jakarta lewat Dinas Bina Marga menganggarkan Rp 1,2 triliun dalam APBD 2020 untuk revitalisasi trotoar di Jakarta, meski anggaran tersebut itu dinilai terlalu besar oleh Komisi D DPRD DKI Jakarta.