Warga Warakas Minta Insentif Untuk Guru Ngaji, Ridwan Kamil Beri Jawaban

20 September 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil tiba untuk meninjau posko makan gratis di Warakas, Jakarta, Jumat (20/9/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil tiba untuk meninjau posko makan gratis di Warakas, Jakarta, Jumat (20/9/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bakal Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) akan mengadopsi program yang pernah dilaksanakannya saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung, yakni 'Magrib Mengaji', di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikannya usai mendengarkan curhat dari warga di Warakas, Jakarta Utara, Jumat (20/9). Seorang guru ngaji menuntut bantuan pemerintah untuk mendapatkan gaji ke RK.
Di Warakas, kader Golkar ini menghadiri kegiatan makan gratis bagi warga yang dilaksanakan oleh Mohamad Taufik Center.
"Saya Ketua Umum Ikatan Guru Ngaji Jakarta berdiri pada tahun 2013, yang mendirikan adalah Hj. Bapak Taufik, Almarhum. Permasalahan guru ngaji saat ini adalah ketika beliau sudah meninggal, semua bantuan tidak ada. Tolong diperhatikan terutama Pak, gaji, insentif guru ngaji," tanya warga ke RK.
Menjawab pertanyaan itu, RK meminta dukungan warga agar dapat mewujudkan program yang direncanakannya. Terutama untuk Magrib Mengaji.
"Nanti oleh gubernur diwajibkan anak-anak sekolah, maghrib ngaji sebagai tugas sekolah. Berarti kan butuh guru-guru ngaji Bu. Iya, di sini kan bagus Bu. Tempat lain mah pada cuek semua sibuk main HP kan begitu. Nanti oleh gubernur diatur agar semua anak-anak yang muslim se-Jakarta harus ikut seperti itu supaya seimbang lahir batinnya. Guru ngaji kan dibutuhkan Bu, ya nanti programnya, Pak," ujar RK.
ADVERTISEMENT
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil berbincang dengan warga saat meninjau posko makan gratis di Warakas, Jakarta, Jumat (20/9/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, RK pun memberikan sinyal dalam mewujudkan program itu tidak akan didanai melalui APBD. Dia menyinggung perihal pendanaan melalui zakat.
"Semua yang sifatnya ibadah tidak harus selalu dari APBD. Saya sudah buktikan kan. Kalau yang muslim namanya zakat, saya bikin zakat online, dulu. Dibayar di depan. Dari target akhir jabatan di Rp 1,7 triliun berakhir di Rp 3,2 triliun. Itu ada namanya Pintu Fisabilillah Berjuang di jalan Allah. Di situ nanti guru ngaji dan kiai masuk kategori itu, marbut masuk kategori itu, semua disejahterakan lewat pintu itu, tidak harus selalu APBD," terang RK kepada wartawan.