Warga Yogya Desak Ade Armando Minta Maaf Langsung ke Sri Sultan

5 Desember 2023 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas budaya Patembayan Nusantara menggelar aksi Larung Sukerta membersihkan Yogyakarta dari pengaruh jahat Ade Armando di Kali Gajah Wong, Gambiran, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas budaya Patembayan Nusantara menggelar aksi Larung Sukerta membersihkan Yogyakarta dari pengaruh jahat Ade Armando di Kali Gajah Wong, Gambiran, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga menggelar aksi Larung Sukerta membersihkan Yogyakarta dari pengaruh jahat Ade Armando di Kali Gajah Wong, Gambiran, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Selasa (5/12). Aksi ini digelar warga Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas budaya Patembayan Nusantara.
ADVERTISEMENT
Usai acara itu, warga Yogya pun menyerukan agar Ade Armando datang ke Yogyakarta untuk menyampaikan permintaan maaf ke Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
"Maaf ya maaf, tapi bukan apa-apa harusnya beliau (Ade Armando) berani minta maaf secara langsung kepada Sri Sultan selaku gubernur, Raja Yogyakarta," kata Koordinator Patembayan Nusantara Pedro Indarto.
"Dia juga harus minta maaf kepada kawula Ngayogyakarta Hadiningrat. Secara langsung. Kalau hanya di video kami pun juga bisa, tapi bukan sebagai sifat yang gentle," katanya.
Larung ini sebagai simbolisasi membuang sukerta atau sampah pemikiran jahat Ade Armando.
Pedro mengatakan laku budaya ini bertujuan untuk menjadi spirit warga Yogyakarta, bagi kelompok intelektual, serta penegak hukum untuk melaporkan Ade Armando.
ADVERTISEMENT
"Lawan Ade Armando jika perlu laporkan sesuai dengan regulasi yang ada," katanya.
Ade diketahui mengkritik aksi unjuk rasa sejumlah BEM di Jogja soal majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.
Mahasiswa menilai tindakan majunya Gibran merupakan penghinaan terhadap demokrasi serta melanggengkan politik dinasti. Namun hal ini justru direspons Ade dengan menyebut bahwa yang dilakukan oleh BEM UI dan BEM UGM itu ironi. Dia beralasan yang jelas-jelas menunjukkan politik dinasti justru wilayah tempat mereka menggelar aksi yakni Jogja.
Ade dalam unggahannya menyebut ragu dengan gerakan aliansi mahasiswa di Yogya yang diikuti BEM UGM dan UI.
"Tampil Ketua BEM UI dan Ketua BEM UGM mereka gunakan baju kaus bertuliskan republik rasa kerajaan. Ini ironis sekali karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja," kata Ade Armando.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak BEM ini harus tahu dong kalau mau melawan politik dinasti ya politik dinasti yang sesungguhnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu," jelasnya.