Waspada! Corona Delta Plus Bisa Merongrong dan Picu Gelombang Ketiga

26 Oktober 2021 14:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Ancaman gelombang ketiga corona yang diprediksikan akan menghantam Indonesia dalam beberapa waktu dekat menimbulkan rasa khawatir di kalangan publik.
ADVERTISEMENT
Sejumlah ahli wabah telah memprediksikan adanya gelombang ketiga tersebut akibat melonjaknya mobilitas masyarakat pada libur panjang natal dan tahun baru 2022 mendatang.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyampaikan, ancaman tersebut tentu dapat dihindari Indonesia. Salah satunya dengan masyarakat yang tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Gelombang 3 itu datang atau tidak datang tergantung masyarakat, bagaimana masyarakat menjaga prokes secara baik di dalam komunitas karena angka penularan itu dari orang ke orang, itu yang pertama," ujar Dante dalam konferensi pers di KPK, Selasa (26/10).
Saat ini dunia juga tengah dikhawatirkan dengan munculnya subvarian corona dari varian Delta. Varian AY.4.2 atau Delta Plus kini tengah berkembang pesat di Eropa khususnya Inggris. Subvarian ini diduga lebih kuat dari varian Delta itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Infografik Waspada Varian Delta AY.4.2. Foto: kumparan
Apa yang terjadi di Inggris tentu harus menjadi kewaspadaan agar jangan sampai masuk ke Indonesia. Sebab, hal itu tentu bisa juga menyebabkan gelombang ketiga.
"Kedua, adanya varian baru. Saat ini ada varian Delta dan ada varian Delta Plus yang berkembang di Inggris yaitu AY.4.2. Itu adalah varian baru yang berkembang di Inggris sehingga ada gelombang baru. Ini yang tengah kita identifikasi sehingga tidak menyebabkan kenaikan gelombang," jelas Dante.
Untuk itu, berbagai kegiatan masyarakat masih terus dibatasi dan dibuka bertahap mengikuti situasi pandemi di sekitarnya.
"Bagaimana caranya? melakukan kegiatan masyarakat yang dibatasi. Meskipun sekarang sudah mulai turun kasusnya, diharapkan masyarakat tidak euforia karena di beberapa tempat kami sudah identifikasi kasusnya agak sedikit meningkat dibandingkan tempat-tempat lain," tutup Dante.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, sudah ada lebih dari 42 negara yang telah mengidentifikasi Delta Plus atau AY.4.2 ini. Singapura dan juga Thailand merupakan dua negara pertama di Asia Tenggara yang melaporkan hal tersebut.