Waspada Gelombang Tinggi di Merak-Bakauheni Saat Puncak Arus Mudik

27 Maret 2025 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kendaraan calon pemudik menunggu antrean di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Minggu (7/4/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kendaraan calon pemudik menunggu antrean di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Minggu (7/4/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi gelombang tinggi yang bisa menghambat penyeberangan. Kondisi tersebut diprediksi terjadi saat puncak arus mudik Lebaran 2025.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pasang maksimum itu disebabkan dari gelombang laut tinggi 2,5 hingga 4 meter.
“Seberapa tingginya? (Gelombang tinggi) itu mencapai mencapai 2,5 meter terutama yang di lautan yang ada di lautan sebelah perairan barat Bengkulu, kemudian selatan Jawa Timur, serta Samudera Hindia Selatan, Bali,” kata Dwikorita kepada wartawan usai hadiri Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (27/3).
“Gelombang tinggi itu juga dapat mencapai 4 meter, terutama di Samudera Hindia Barat, Bengkulu, hingga Lampung, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian Barat dan Selatan. Perairan Selatan Banten hingga Jawa Tengah hingga Samudera Hindia Selatan Jawa,” tambahnya.
Khususnya di Merak-Bakauheni, tinggi gelombang bisa mencapai 60 centimeter. Ini harus diwaspadai operator karena berpotensi terjadi di puncak arus mudik pada 29 Maret.
ADVERTISEMENT
Memasuki H+4 lebaran gelombang arus pemudik yang akan bertolak dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera mulai memadati Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Minggu (14/4/2024). Foto: M. Rizki/kumparan
“Penyeberangan Merak-Bakauheni, dan juga penyeberangan yang lain, itu potensi yang harus diwaspadai puncaknya tanggal 29 Maret, itu adalah pasang maksimum, dapat mencapai 60 cm,” paparnya.
Pasang maksimum yang terjadi saat musim mudik Lebaran ini menurutnya akan berpengaruh pada aktivitas bongkar muat kapal. Muaranya juga akan berdampak ke antrean pemudik.
“Kalau sampai mengganggu bongkar muat, atau mengganggu bersandar, kadang kan harus dihentikan bongkar muat. Nah ini kan bisa mengakibatkan kemacetan antrean, dampaknya kan ke sana, nanti bisa terhenti, kemudian macet,” ujarnya.
Antisipasi hal tersebut, Dwikorita menyebut, pemangku kebijakan terkait telah menyusun standar operasional dengan menyiapkan kantong-kantong parkir apabila terjadi penumpukan di dermaga.
“Sudah disiapkan beberapa kantong-kantong parkir, jadi sudah ada SOP bersama yang sudah kita siapkan dan diimplementasikan sejak 2 tahun lalu,” tutup dia.
ADVERTISEMENT