Waspada Gigitan Anjing Rabies, Apa yang Harus Kita Lakukan?

10 Mei 2023 16:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengebiri seekor anjing saat program vaksinasi untuk mencegah rabies di desa Benoa di Kabupaten Badung, Bali , Sabtu (28/9/2019). Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengebiri seekor anjing saat program vaksinasi untuk mencegah rabies di desa Benoa di Kabupaten Badung, Bali , Sabtu (28/9/2019). Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
ADVERTISEMENT
Seorang anak berusia 4 tahun di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT, meninggal dunia usai digigit anjing positif rabies pada Senin (24/4). Padahal sebelum meninggal, dia sudah sempat disuntik vaksin rabies dua kali.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian Kab. Sikka, Yohanes Emil Satriawan, menyebut ada 9 kasus anjing rabies yang terjadi sejak 2023. Menurutnya anjing rabies yang berkeliatan ini merupakan anjing peliharaan, bukan anjing liar.
"Di sini anjing liar enggak ada, peliharaan ini lho. Terus dari yang kami lihat kebanyakan gigitan ini terjadi, yang digigit ini pemilik anjing itu sendiri, kita kan enggak tau apakah saling gigit atau saling jilat," ujar Yohanes kepada kumparan, Rabu (10/5) siang.
Yohanes menyebutkan pihaknya sudah berusaha untuk melakukan edukasi pada masyarakat. Tapi masih banyak masyarakat enggan membawa peliharaannya untuk mendapat vaksin rabies. Di beberapa kasus bahkan hewan disembunyikan.
"Kami dari dinas dari tahun ke tahun melakukan komunikasi, edukasi, namun namanya merubah perilaku gampang-gampang susah. Di desa ini kalau mau divaksin, anjingnya disembunyikan, takut anjingnya mati," jelas Yohanes.
ADVERTISEMENT
Kini atas kesepakatan bupati, camat, dokter, kepala desa, dan lurah bila anjing milik masyarakat bila tetap berkeliaran di lingkungan akan dieliminasi alias dibunuh.
"Eliminasi ya bunuh saja anjingnya, mau yang positif atau belum positif yang namanya anjing, kalau tidak mau diikat ya eliminasi aja. Kalau diikat kan mudah diawasi," ujarnya.
Meski begitu Yohanes menegaskan tindakan ini diambil sebagai langkah terakhir sebab pemerintah tetap mengupayakan vaksinasi pada hewan peliharaan.
Bila Digigit Anjing Rabies, Manusia Bisa Bergejala Serupa
Menurut dokter hewan Widagdo Sri Nugroho, bila manusia digigit oleh anjing yang rabies, ia bisa bergejala seperti anjing rabies itu. Gejalanya meliputi liur berlebih, peka cahaya dan suara, lumpuh bahkan meninggal.
"Manusia yang tergigit anjing penderita rabies akan dapat mengalami gejala-gejala seperti hewan yang terinfeksi rabies juga," ujar Widagdo kepada kumparan melalu pesan teks, Rabu (10/5) siang.
ADVERTISEMENT
"Mulai dari air liur berlebih (hipersalivasi), sangat peka terhadap cahaya, suara, air, koordinasi alat gerak tidak terkendali, kelumpuhan hingga kematian," tambahnya.
Ia juga menyebut bila lokasi gigitan hewan semakin dekat dengan otak maka akan lebih cepat menunjukkan gejala klinis. Misalnya lokasi gigitan di tangan atau lengan akan lebih cepat memunculkan gejala klinis dibandingkan gigitan di kaki.
Lantas apa yang harus dilakukan bila terlanjut digigit hewan rabies?
Widagdo menyebut bila sudah terlanjur digigit hewan rabies ada dua langkah yang dapat dilakukan.
Pertama, segera cuci lokasi gigitan dengan air dengan sabun.
Kedua, secepatnya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan suntikan Serum Anti Rabies (SAR) dan Vaksin Anti Rabies (VAR) sesuai SOP dari Kementerian Kesehatan.
ADVERTISEMENT