Waspada! Kasus Corona di Berbagai Daerah Serang Anak-anak

24 Juni 2021 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memasang garis larangan beraktivitas di area Taman Bermain Anak-Anak, Denpasar, Bali untuk mencegah corona, Sabtu (19/6/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memasang garis larangan beraktivitas di area Taman Bermain Anak-Anak, Denpasar, Bali untuk mencegah corona, Sabtu (19/6/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kasus corona di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir begitu mengkhawatirkan. Terlebih mulai meluasnya penyebaran varian baru corona Delta.
ADVERTISEMENT
Varian Delta disebut cenderung menular ke anak-anak yang selama ini dianggap memiliki imun yang kuat. Risiko kematian pada anak karena komplikasi COVID-19 pun cukup tinggi. Sehingga masyarakat harus lebih waspada.

Studi RSCM

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia melakukan kajian mengenai children mortality rate atau tingkat kematian anak terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirilis pada April 2021.
Secara garis besar, dari 50 anak terkonfirmasi COVID-19, 20 orang atau 40% di antaranya meninggal dunia. Mereka adalah pasien dalam kelompok umur 0-18 tahun.
Periode penelitian ini berlangsung Maret-Oktober 2020 dengan data yang diambil dari Rumah Sakit Rujukan COVID-19 dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Pada periode penelitian, sebanyak 490 anak dirujuk ke rumah sakit dengan diagnosis suspek dan probable COVID-19. Dari 490 anak itulah, sebanyak 50 (10,2%) terkonfirmasi positif lewat tes PCR.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang digagas Rismala Dewi dkk ini menunjukkan bahwa tingkat kematian lebih tinggi pada anak yang berusia di atas 10 tahun. Ketika pasien masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, mereka dikategorikan ke dalam kondisi akut.
Sejumlah murid mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap 2 di SDN Kebayoran Lama Selatan 17 Pagi, Jakarta, Rabu (9/6/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Kasus Corona pada Anak di Berbagai Daerah

Sementara di berbagai daerah, peningkatan kasus corona pada anak mulai meningkat. Seperti di Jakarta, sebanyak 655 anak dan 224 balita positif corona pada 20 Juni.
"Tren kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun terus bertambah,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
Kemudian di Cianjur, Jawa Barat, tercatat sebanyak 1.081 anak positif COVID-19 sejak awal pandemi. Bahkan 177 di antaranya masih balita.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan sebagian besar anak yang terpapar virus corona itu sudah sembuh.
Kabar baiknya, kata Yusman, angka kesembuhan pasien anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Cianjur mencapai 90%.
Sedangkan di Kota Malang, sejak awal pandemi corona merebak, sudah ada 253 anak yang terpapar corona. Jumlah itu terbagi dalam 2 kategori kelompok usia. Mulai dari usia balita (0-5 tahun) dan usia anak (6-10 tahun).
Secara rinci, terdapat 136 balita yang terpapar dan 117 anak usia 6-10 yang positif corona.
Guru memberikan pengarahan kepada murid saat hari pertama masuk sekolah di SDN 11 Marunggi, Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Jumlah lebih tinggi terjadi Bali. Sudah 4.980 anak di Pulau Dewata yang terpapar COVID-19 sejak awal pandemi. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali, I Gusti Lanang Sidiartha, menerangkan anak yang terkena COVID-19 karena aktivitas mereka di luar rumah tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, kasus COVID-19 pada anak di Bali menyumbang sekitar 10,3 persen dari total keseluruhan. Namun, tingkat kematian pada anak yang positif corona berada di angka 0,1 persen atau sebanyak 5 kasus.
Adapun jumlah fantastis berada di Depok. Pemkot Depok mencatat terdapat 10.634 anak dan remaja yang positif COVID-19 sejak Maret 2020.
"Anak dan remaja yang terpapar selama pandemi COVID-19 mencapai 10.634 kasus atau 19,23 persen," ujar Juru Bicara Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana.
Dadang mengatakan mereka kebanyakan tertular COVID-19 dari orang tua yang bekerja kantoran.
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka tahap 2 di SDN Kebayoran Lama Selatan 17 Pagi, Jakarta, Rabu (9/6/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Sekolah Tatap Muka Diminta Ditunda

Peningkatan kasus corona pada anak membuat pemerintah diminta memikirkan kembali rencana pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli. Sedangkan bagi daerah yang sudah memulai, diminta untuk menghentikan.
ADVERTISEMENT
“Penghentian harus segera dilakukan agar jumlah anak yang berpotensi terinfeksi COVID-19 dapat ditekan, termasuk pendidik (guru) wajib juga dilindungi dari penularan COVID-19,” kata Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomodari.
Heru menjelaskan apabila kasus terus melonjak dan sulit untuk dikendalikan, pemerintah wajib menunda pembukaan sekolah karena positivity rate masih sangat tinggi.
“Mengingat kasus sangat tinggi dan positivity rate di sejumlah daerah di atas 5 persen, bahkan ada yang mencapai 17%. Kondisi ini sangat tidak aman untuk buka sekolah tatap muka," kata Heru.