Waspada Penipuan dengan Modus Wawancara Kerja

3 Mei 2018 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelamar kerja (ilustrasi). (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pelamar kerja (ilustrasi). (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi memang mempermudah manusia, khususnya dalam hal mencari kerja. Saat ini ada banyak situs yang memang diperuntukkan khusus menyediakan lowongan pekerjaan. Masyarakat dapat dengan mudah mencari perusahaan dengan jabatan yang mereka inginkan di sana, dan pengiriman CV pun dapat langsung dilakukan di situs tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, masyarakat tetap harus berhati-hati bila mencari pekerjaan lewat situs pencari kerja. Karina, warga Bekasi, menjadi korban penipuan dengan modus wawancara kerja.
Karina bercerita, ia dan kawan-kawannya ditipu oleh seorang oknum bernama Steven Budianto, yang mengaku bekerja sebagai karyawan di Home Credit dan Akulaku. Awalnya, Karina mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di Home Credit dan Akulaku dari temannya, yang kebetulan melihat lowongan pekerjaan itu di situs OLX.
"Awalnya temanku dapat info lowongan kerja itu dari OLX, Kak. Steven itu bilang kalau Akulaku bekerja sama dengan Home Credit. Terus aku dan kawan-kawan ngelamar untuk jadi SPG Home Credit," kata Karina saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (3/5).
Setelah berkomunikasi dengan Steven, Karina dan teman-temannya langsung dipanggil untuk wawancara kerja. Wawancara kerja dilakukan di salah satu restoran di Mega Bekasi, 30 April, pada pukul 12.30.
ADVERTISEMENT
"Saya disuruh interview di Mega Bekasi Mall. Terus saya dan kawan-kawan berlima sampai di Mega Bekasi Mall pukul 11.00 WIB, setelah itu teman saya ngasih kabar ke Bapak Steven Budianto kalau kita berlima sudah sampai di Solaria Mega Bekasi Mall," tuturnya.
Setelah bertemu di tempat yang dijanjikan, wawancara kerja tidak langsung dilakukan. Steven menawarkan Karina dan temannya untuk makan siang. Tapi tawaran itu ditolak oleh Karina karena merasa tidak enak ditraktir makan oleh seseorang yang baru mereka kenal.
Setelah Steven selesai makan siang, wawancara kerja pun baru dimulai. Awalnya, ia meminta KTP Karina dan teman-temannya dengan alasan untuk pendataan.
"Awal ketemu, kita berlima ID card dilihatin. Nah setelah meminta KTP dan balik ke Solaria, ID card punya Bapak Steven Budianto itu dimasukin. Dari situ kita udah mulai curiga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sesi wawancara pun berlanjut. Steven meminta Karina dan teman-temannya untuk mengunduh aplikasi Home Credit dan Akulaku. Karena mereka tidak mempunyai kuota internet yang cukup, Steven kemudian menawarkan thetering internet dari ponselnya.
Setelah thetering berhasil, Karina dan teman-temannya mengunduh aplikasi Home Credit dan Akulaku yang diminta. Steven meminta mereka berlima untuk log in ke akun Akulaku.
"Setelah itu, dia bilang kalau kita disuruh masuk ke akun Akulaku dulu. Pas udah masuk di akun Akulaku kan kayak ada kode gitu yah, dia bilang sudah tunggu dulu di halaman itu soalnya nanti HP kita mau di-setting buat absen online," tuturnya.
Kepada Karina dan teman-temannya, Steven meminta untuk menunggu selama 15 menit dan dia pun keluar dari Solaria. Namun setelah ditunggu selama 15 menit, Karina mulai curiga karena Steven tidak kunjung kembali ke Solaria.
ADVERTISEMENT
"Awalnya teman-teman saya enggak percaya kalau bakalan dihipnotis dan kena tipu, karena teman saya yang tiga orang sudah kena hipnotis karena selalu menatap wajah sama matanya Bapak Steven. Kalau saya dan teman saya satu lagi tidak pernah natap atau menghadap ke wajahnya Bapak Steven itu," jelasnya.
"Setelah 1 jam setengah, kita berlima sadar, terus lapor ke satpam. Kata satpam memang orang ini sudah sering nipu orang. Tapi tiap disamperin satpam, dia lari ke sana ke sini ada aja alasannya," ungkapnya.
Akibat kejadian ini, 5 buah ponsel milik Karina dan teman-temannya, serta perhiasan milik teman Karina berhasil dibawa kabur oleh Steven.
"Saya korban yang ketiga kalinya," pungkasnya.