Waspada Varian Arcturus: Gejalanya Mata Merah & Bikin Kasus COVID RI Naik Lagi

15 April 2023 7:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Indonesia meningkat dalam satu bulan terakhir. Pada 1 Maret 2023 jumlah kasus harian corona sebanyak 252, namun pada 14 April 2023 jumlahnya meningkat menjadi 1.017 kasus.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kasus aktif corona di Indonesia pada 1 Maret 2023 sebanyak 3.537 dan meningkat pada 14 April 2023 yakni sebanyak 8.259 kasus per hari. Peningkatan juga terjadi pada kasus kematian akibat corona, yakni dari 2 kasus kematian pada 1 Maret 2023, menjadi 14 kematian pada 14 April 2023.

Kasus di Jakarta Juga Meningkat

Kepala Seksi Surveillance, Epidemologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
Kasus COVID-19 di Jakarta juga meningkat dalam sebulan terakhir. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama.
"Situasi sangat terkendali di Jakarta, karena walau tren kasus COVID-19 di Jakarta naik dalam 1 bulan terakhir tapi tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan rumah sakit," kata Ngabila dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/4).
ADVERTISEMENT
Ngabila juga melaporkan temuan baru soal kasus XBB.1.16 (Arcturus). Sudah ada 2 kasus, 1 punya riwayat perjalanan dari India (diduga awal munculnya Arcturus).
Pasien pertama seorang laki-laki berusia 56 tahun. Dia tinggal di Jakarta dan memiliki gejala batuk, pilek, nyeri otot. Pria itu juga memiliki komorbid hipertensi.
Dia memiliki riwayat perjalanan dari India dan baru tiba di Jakarta pada 16 Maret 2023.
Sementara pasien kedua ialah perempuan berusia 30 tahun. Ia tinggal di indekos di wilayah Jakarta Utara. Wanita itu memiliki gejala demam menggigil, mual muntah, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk kering. Ia juga mengalami anosmia saat waktu dirawat di RS baru.
Wanita tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Saat ini sudah sembuh.
ADVERTISEMENT

Gejala Baru

Dua kasus COVID-19 varian baru Arcturus atau XBB.1.16 terdeteksi di Jakarta. Varian yang awalnya dilaporkan muncul di India ini memiliki ciri-ciri baru yakni mata merah.
"Dari data di India varian Arcturus yang masih merupakan turunan Omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah dan peningkatan kotoran mata," kata dr. Ngabila Salama, Jumat (14/4).
Ngabila mengatakan saat ini kedua pasien positif Arcturus di Jakarta tidak mengalami mata merah. Namun ada beberapa pasien COVID-19 dalam perawatan di rumah sakit mengalami gejala mata merah.
"Sedang kami proses pemeriksaan genome sequencing," ucapnya.
Selain mata merah dan belek, salah satu gejalanya adalah batuk kencang dan dada sakit seperti tertarik. Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap varian baru ini.
ADVERTISEMENT
"Jangan panik, tapi sebaiknya disiplin lagi bermasker untuk cegah sakit," kata Ngabila.

Warga Bergejala Diminta ke Puskesmas

dr. Ngabila Salama mengatakan pasien kedua COVID-19 varian baru Arcturus atau XBB.1.16 mengalami gejala yang cukup parah.
"Pasien kedua Arcturus di Jakarta alami batuk kencang dan radang paru (pneumonia)," kata Ngabila kepada kumparan, Jumat (14/4).
Terkait ini, Dinkes DKI akan terus perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta. Dari mulai di laboratorium kesehatan Masyarakat (labkesmas) dan swasta.
"Masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 seperti: batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah, disarankan memeriksakan ke puskesmas kecamatan terdekat di DKI Jakarta gratis," urainya.