Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Waswas Tingginya Kasus Corona di Surabaya: Recovery Rate Rendah, Bisa Jadi Wuhan
29 Mei 2020 7:20 WIB
ADVERTISEMENT
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur mengungkapkan 65% kasus positif virus corona di Jatim berada di Surabaya Raya. Atau bisa dibilang, kini Surabaya menjadi episentrum kasus virus corona di Jatim.
ADVERTISEMENT
Hingga Kamis (28/5), kasus positif virus corona di Surabaya berjumlah 2.118 pasien. Sedangkan Jawa Timur memiliki 4.142 kasus positif, dengan rincian 522 pasien sembuh, dan 320 orang meninggal.
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi bahkan menyebut Surabaya Raya bisa mejadi Wuhan jika persebaran corona terus melonjak setiap harinya.
"Ini tidak main-main, kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (28/5).
Bahkan, kini RSUD dr Soetomo Surabaya yang menjadi salah satu RS rujukan mengalami kelebihan kapasitas pasien COVID-19. dr Joni yang juga Direktur Utama RSUD dr Soetomo mengatakan, bangsal perawatan pun tidak cukup lagi menampung pasien corona.
ADVERTISEMENT
Joni menjelaskan, bangsal atau tempat tidur yang tersedia di RSUD dr. Soetomo khusus pasien COVID-19 ada 155 unit. Namun, pasien COVID-19 yang dirawat saat ini lebih dari 170 orang.
"RSUD dr. Soetomo tempat tidurnya [keseluruhan] 1.445. Tetapi tidak semua tempat tidur itu boleh untuk merawat pasien COVID-19. Karena harus ada syaratnya. Salah satunya negative pressure, harus ada APD yang cukup yang sesuai standar, tenaganya harus dilatih," jelas Joni.
Joni membeberkan, UGD RSUD dr. Soetomo penuh dengan pasien COVID-19. Contohnya, pada Selasa (16/5), pihaknya kedatangan 31 pasien COVID-19. Kemudian, ada 15 pasien yang masih dirawat di UGD RSUD dr. Soetomo karena menunggu penataan ruangan.
Sementara itu, hingga kini RSUD dr. Soetomo telah merawat 133 pasien COVID-19. Artinya, jika ditambah pasien 46 di UGD, maka jumlahnya mencapai 179 orang. Sementara ruangan yang tersedia hanya menampung 155 tempat tidur.
ADVERTISEMENT
"Tadi tempat tidur yang available untuk COVID-19 itu ada 155 tempat tidur. Pasien yang kita rawat 133, yang masuk sekitar 46 kan sudah 170 lebih. Akibatnya pagi ini kawan-kawan saya di sana harus dengan cepat me-make up ruangan-ruangan untuk menampung itu," bebernya.
Sementara itu, Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Muhammad Fikser berharap Surabaya tidak seperti Wuhan, China. Ia mengatakan Pemkot Surabaya bersama seluruh elemen terus bekerja menyetop penyebaran corona.
“Kami berdoa hal itu (Surabaya Raya jadi Wuhan) tidak terjadi. Kita tahu semua elemen di masyarakat ini bener-bener bekerja. Pemkot menggandeng TNI/Polri dan dari IDI, Ikatan rumah sakit. Semua elemen yang tergabung dalam Satgas. Semua bekerja untuk mengendalikan dan memutus mata rantai (COVID-19),” kata Fikser di DPRD Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Surabaya Raya Penyumbang Kasus Corona Terbesar di Jatim
Selain Surabaya, dua wilayah lain yang masuk Surabaya Raya yakni Gresik dan Sidoarjo juga menjadi daerah penyumbang kasus corona terbesar di Jatim.
Berdasarkan data per Kamis (28/5), jumlah kasus corona di Kota Surabaya mencapai 2.300 orang. Untuk di Kabupaten Sidoarjo, data per 28 Mei 2020 ada sebanyak 600 orang positif corona. Sedangkan data di Kabupaten Gresik, jumlah pasien positif corona 156 orang.
Lebih lanjut, Joni menjelaskan, kini Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim tengah fokus menurunkan rate of transmission (tingkat penularan) COVID-19. Apalagi, di Surabaya tingkat penularan hingga kini masih di angka 1,6. Artinya, bila ada 10 orang positif COVID-19, dalam sepekan akan bertambah menjadi 16 orang.
ADVERTISEMENT
Jika warga Surabaya tak disiplin menerapkan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin Surabaya bisa menjadi Wuhan.
Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyebut Kota Surabaya menjadi kota terakhir dalam urutan recovery rate (tingkat kesembuhan pasien) kota-kota besar di Indonesia. Artinya, recovery rate di Surabaya paling rendah dibandingkan kota-kota besar lainnya.
Berdasarkan data Pemprov Jatim, Kota Semarang memperoleh recovery rate tertinggi, yakni 64,1 persen. Sedangkan, recovery rate kasus COVID-19 di Surabaya hanya 8,8 persen.
“Tertinggi di Kota Semarang dan Kota Surabaya terendah ini yang harus dijadikan catatan bersama bahwa berbagai ikhtiar kita lakukan. Tenaga kesehatan sudah bekerja luar biasa, Tim Gugus Tugas juga bekerja luar biasa,” jelas Khofifah.
ADVERTISEMENT
Khofifah terus menekankan disiplin menjadi kunci penyetopan persebaran virus corona di Jatim. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat bisa berkomitmen dengan menerapkan kedisiplinan menjalankan protokol pencegahan COVID-19.
“Peta ini buka peta yang menggembirakan mari berikhtiar bersama. Sinergitas antara kita mari kita lakukan,” tutup Khofifah.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 15:17 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini