Wawancara Khusus Dubes Rusia: Kami Tak Pernah Memulai, Justru Mengakhiri Perang

13 Maret 2022 15:52 WIB
·
waktu baca 19 menit
clock
Diperbarui 13 April 2022 10:08 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah lebih hampir tiga pekan, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militer yang menargetkan negara tetangganya, Ukraina. Operasi militer itu menuai berbagai macam reaksi dari para pemimpin negara dan warga dunia baik berupa dukungan, kritik, hingga sanksi.
ADVERTISEMENT
Sebab, operasi militer yang pada awalnya diklaim Rusia hanya menargetkan fasilitas militer milik Ukraina, namun tindakan ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa, jutaan pengungsi, dan perusakan terhadap sejumlah fasilitas publik seperti pemukiman, rumah sakit, sekolah, dan panti asuhan.
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmilla Vorobieva dalam wawancara eksklusif bersama kumparan, membagikan pandangannya soal kondisi terkini operasi militer dari sudut pandang negaranya. Tak hanya itu, Vorobieva juga mengungkap penyebab, serta dampak terburuk yang dapat menimpa Rusia akibat operasi tersebut.
Wawancara diselenggarakan di kediaman pribadinya di Indonesia serta menggunakan bahasa Rusia.
Berikut wawancara khusus kumparan bersama Dubes Vorobieva:
Ibu Dubes Lyudmila Georgievna Vorobieva, bagaimana menurut Ibu kondisi terkini operasi militer Rusia terhadap Ukraina? Mungkin bisa dijelaskan?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, saya ingin menyatakan bahwa ini bukanlah perang. Kami tidak melakukan perang terhadap Ukraina ataupun orang-orang Ukraina di dalamnya. Itu adalah sebuah operasi militer khusus yang memiliki tujuan yang jelas dan Presiden kami, serta Menteri Pertahanan kami juga secara lugas menyampaikan bahwa tujuan dari operasi militer ini tidak untuk warga sipil. Kami tidak melemparkan bom ke rumah sakit, ke sekolah, ke rumah warga, seperti yang disiarkan oleh media Barat. Sebenarnya itu tidak terjadi.
Kami menjalin hubungan dengan Ukraina dengan sangat hati-hati. Itu adalah sebuah keputusan berat yang diambil tapi itu tidak dapat dihindari dan tidak memiliki alternatif lain karena tidak banyak orang yang tahu, baik di Barat dan di negara lain. Tapi dalam kurun waktu 8 tahun, pemerintahan Ukraina yang terjadi sekarang akibat dari kudeta militer memengaruhi kondisi di Donbass. Terjadi perang saudara di Donbass selama 8 tahun.
ADVERTISEMENT
Setiap hari orang-orang tewas. Informasi yang terdengar tentang berapa jumlah korban yang terbunuh selama 8 tahun, mulai dari 2-16 ribu korban. Apa pun itu, artinya setiap hari ada korban yang terbunuh dan itu bukan orang-orang militer tapi itu adalah warga sipil biasa yang hanya ingin perdamaian.
Satu-satunya kesalahan mereka (warga di Donbass) adalah mereka menganggap diri mereka orang Rusia dan mereka ingin berbahasa Rusia. Mereka ingin memiliki kebudayaan dan tradisi mereka sendiri dan maka dari itu pemerintahan Kiev melancarkan serangan militer. Kami (Rusia) dalam kurun waktu 8 tahun itu mencoba untuk mengatasi krisis tersebut dan mencari solusi secara diplomatis. Kami juga menjadi inisiator perjanjian Minsk di tahun 2014 antara pemerintahan Donbass dan Ukraina.
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kami disalahkan karena tidak memenuhi perjanjian Minsk, padahal sebenarnya Rusia bukan anggota dari perjanjian tersebut. Kami hanya menginisiasi itu dan hadir untuk jadi mediator untuk Luhansk dan Donetsk. Sesuai dengan perjanjian tersebut, sebenarnya bisa saja konflik tersebut diselesaikan di dalam lingkup konflik Ukraina juga, ada peta jalan yang jelas bagaimana itu seharusnya dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tentunya dengan menghentikan serangan militer, menarik kembali persenjataan, dan Kiev harus menyetujui peraturan hukum yang dapat memberikan kekuasaan otonomi daerah khusus untuk Luhansk dan Donetsk di dalam Ukraina.
Dalam kurun waktu 8 tahun, pihak Rusia telah mencoba untuk meminta dan memaksa pihak Kiev untuk menyetujui persetujuan tersebut. Kami bahkan meminta bantuan juga ke mitra barat kami untuk mempengaruhi Kiev tapi Kiev menolak untuk menyetujuinya, dan orang-orang pun masih berlanjut terbunuh akibat perang tersebut. Selama 8 tahun ini Ukraina pun berubah menjadi anti-Rusia.
Saya bisa bilang bahwa saya lahir di Ukraina tapi saya bukan orang Ukraina, saya orang Rusia. Ayah saya juga lahir di Ukraina. Ayah dan nenek saya juga dimakamkan di Ukraina. Maka dari itu bagi kami Rusia dan Ukraina seperti kakak beradik. Dan bagaimana Ukraina berubah menjadi proyek anti-Rusia itu sangat menyakitkan.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang disampaikan oleh Presiden (Ukraina Volodymyr) Zelensky adalah bahwa Ukraina menjadi anggota NATO. Itu artinya semua infrastruktur militernya NATO akan mendekat ke perbatasan wilayah Rusia. Kita memiliki batasan wilayah yang sangat besar dengan Ukraina. Lebih dari 1.000 km, dan roket apa pun yang diluncurkan dari perbatasan wilayah Ukraina ke Moskow bisa sampai dalam waktu 3 menit.
Kami tentunya tidak mampu untuk menghadapinya karena Ukraina ingin memiliki senjata nuklir. Dan itu tidak boleh terjadi. Dan Ukraina merupakan negara yang memiliki potensi untuk berkembang di bidang teknologi sains. Maka dari itu Presiden kami mengambil cara tersebut yang tidak mudah untuk mengakui independen kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dan membantu mereka sesuai dengan perjanjian yang telah ditandai oleh kedua republik tersebut.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu dengan melancarkan operasi militer ini, kami tidak menyerang Ukraina. Kami justru melindungi orang-orang yang tinggal di Donetsk dan Luhansk dari invasi. Kami ingin supaya Ukraina menjadi negara yang netral dan tidak menjadi anggota NATO.
Apabila perlu menyalahkan seseorang atau sesuatu mengapa ini bisa terjadi, perlu memikirkan juga peran dari barat yang memengaruhi Ukraina agar menjadi negara yang anti-Rusia dan secara tidak langsung mengarahkan warga Ukraina dalam kesengsaraan. Tentu saja semua operasi militer yang terjadi merupakan sebuah pengalaman yang berat.
Seorang wanita menangis di dekat bangunan tempat tinggal yang rusak selama konflik Ukraina-Rusia di kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina 11 Maret 2022. Foto: REUTERS/Alexander Ermochenko
Seperti yang saya pahami, Rusia ingin melakukan denazifikasi dan demiliterisasi di Ukraina.
Kalau Anda berpikir bahwa banyak pemberitaan dari barat bahwa Rusia ingin menghancurkan Ukraina dan mengganti rezim Ukraina, jawabannya tidak. Presiden kami sangat jelas mengatakan bahwa kita tidak memiliki tujuan seperti itu. Ukraina dengan Rusia merupakan negara kakak beradik.
ADVERTISEMENT
Tujuan kita adalah untuk hidup dalam damai bersama Ukraina dan orang-orang Ukraina di dalamnya dan tidak menarik Ukraina ke dalam permainan geopolitik Barat.
Anda menyebutkan soal senjata nuklir, apabila Ukraina bergabung ke NATO. Apakah itu artinya Rusia akan melawan Barat atau bagaimana?
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Rusia memang sudah berlawanan dengan Barat, sayang sekali itu bukan pilihan kita. Kami bersedia untuk bekerja sama dengan semuanya tapi akar permasalahan dari konflik tersebut adalah kami saat ini menyayangkan Ukraina menjadi instrumen politik melawan Rusia.
Sebenarnya Ukraina digunakan oleh Barat untuk melakukan agresi dan penyerangan terhadap Rusia. Apabila kita tidak melakukan operasi militer tersebut, tetap saja akan terjadi operasi militer yang dilepaskan oleh Barat. Dan tentunya kami tidak bisa membiarkan itu terjadi, melihat banyaknya orang yang terbunuh selama 8 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu sebenarnya kita melawan siapa? Kami melawan dominasi Barat ketika suatu kelompok negara yang besar mendikte bagaimana cara untuk hidup – kami melawan itu. Biarkan kami hidup sendiri dengan cara kami. Mengapa kami perlu mengikuti peraturan mengenai cara hidup yang dibuat oleh negara lain?
Kami selalu siap melakukan kerja sama dan sudah lama sekali kami meminta NATO untuk tidak mendekati Rusia, tetapi tidak didengar. Kami juga meminta Ukraina untuk mematuhi perjanjian Minsk tapi tidak dilakukan.

Oke artinya apa benar yang saya pahami ada perjanjian antara Rusia, Ukraina, dan NATO bahwa NATO tidak boleh memperluas pengaruhnya ke Eropa Timur dan bahwa Ukraina tidak bergabung ke NATO. Apakah benar demikian?

Sejarah itu berakar dari tahun 1991 ketika Uni Soviet runtuh. Tahukah anda bahwa sebagai pergantian atas persetujuan kami terhadap penggabungan Jerman dan menarik kembali tentara kami dari Jerman Timur, NATO berjanji tidak akan memperluas wilayah invasinya ke timur.
ADVERTISEMENT
Pemimpin terakhir kami Gorbachev (Mikhail Gorbachev, pemimpin terakhir Uni Soviet hingga 25 Desember 1991), ketika berbicara dengan mitra Baratnya, Gorbachev meminta untuk menandatangani suatu persetujuan. Lalu Amerika dan Eropa berkata “Jangan, jangan, percaya saja dengan kami, Anda hanya perlu percaya pada kata-kata kami”.
Gorbachev percaya, namun mereka (Barat) membohongi kami karena sepanjang tahun 1990-2000 sudah terjadi 5 tahap invasi NATO kepada berbagai negara, yaitu negara Baltik bergabung ke NATO, dan negara Eropa Timur juga bergabung ke NATO.
Jadi pihak Barat menipu kami, kami selama ini mencoba untuk mencapai kesepakatan dengan Kiev. Namun seperti yang menteri kami katakan bahwa Ukraina dan Barat tidak mampu membuat kesepakatan. Jadi artinya mereka tidak menjalankan kewajiban mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Oke sekarang kita bicara soal Barat, bagaimana pandangan Anda tentang pengaruh Media Barat terhadap Indonesia?
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Yang bisa saya bilang adalah itu sangat buruk, karena itu bukan hanya perang informasi terhadap Rusia, namun itu juga teror informasi. Lebih lanjut, media yang seharusnya independen, yang seharusnya bebas berpendapat, namun digunakan Barat untuk instrumen politik dan memberikan tekanan terhadap orang-orang yang tidak memiliki pendapat yang sama.
Coba kita lihat sekarang apa yang terjadi, media Rusia diblokir seperti Russian Today. Itu merupakan salah satu media berita yang paling populer.Contohnya Inggris, Jerman, di Arab juga populer, namun sekarang Inggris memblokir Russian Today. Inggris dan Amerika memblokir Russian Today karena memiliki pandangan yang berbeda.
Negara Barat yang menjunjung demokrasi dengan lucunya tidak siap untuk menerima sudut pandang dan perbedaan pendapat tersebut. Lalu selanjutnya sangat banyak berita palsu yang memperlihatkan seakan-akan sebuah rumah bersalin di Mariupol dirusak oleh Rusia. Ada seorang wanita yang terlihat seperti baru melahirkan berdarah-darah dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Namun itu palsu, tidak terbukti, kenapa? Karena rumah bersalin Mariupol tersebut sudah tidak beroperasi berhari-hari dari sana sudah dievakuasi pasiennya oleh pihak Ukraina, dan di rumah sakit itu memang ada penyerangan.
Namun rumah sakit tersebut sudah kosong karena di dalam video pemberitaan tersebut hanya ada satu wanita, ke mana pasien dan dokter yang lainnya? Lalu dijelaskan siapa wanita itu sebenarnya. Wanita itu adalah beauty blogger dan aktris, jadi itu direkayasa. Dan itu dibuat seakan-akan sebuah kebenaran.
Kita lanjut ke pertanyaan berikutnya tentang sanksi.
Oke, silakan.
Bagaimana Rusia menyikapi sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat dari operasi militer tersebut? Merespons hal itu, mungkinkah Rusia akan menutup saluran gas dan minyak ke Eropa?
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Iya saya paham pertanyaannya. Pertanyaan soal sanksi bersifat multi granted, pertanyaan tersebut memiliki berbagai aspek. Aspek pertama tentunya secara hukum tidak dapat diterima.
ADVERTISEMENT
Tentunya itu merupakan respons yang histeris dan tidak proporsional. Ayo kita ingat kembali Libya atau Irak.
Di Irak terbunuh sebanyak 650 ribu orang warga sipil oleh AS dan NATO. Di mana sanksinya? Israel mengebom sektor Gaza. Di mana sanksinya? AS membunuh jenderal Iran di Irak dengan drone, mana saksinya? Sanksi tidak ada, seakan-akan hanya satu sisi yang boleh, yang lain tidak boleh. Saya tidak bermaksud untuk mendukung yang dilakukan oleh AS seperti mengebom Serbia, Irak, Libya, Afghanistan. Bukan begitu.
Sanksi itu tidak legal, karena organisasi di dunia ini yang bisa memberi sanksi adalah Dewan Keamanan PBB. Sanksi yang bersifat satu sisi, perjanjian satu arah ini kontradiktif sifatnya dengan norma hukum internasional, hukum perdagangan internasional. Tentunya itu merupakan respons yang histeris dan tidak proporsional.
ADVERTISEMENT
99 persen kami mengambil keputusan yang terlihat. Namun respons yang diberikan tidak sesuai dengan takarannya.
Ayo kita ingat kembali Libya, Irak. Di Irak terbunuh sebanyak 650 ribu orang warga sipil oleh NATO. Israel mengebom sektor Gaza. Di mana sanksinya? AS membunuh jenderal Iran di Irak, mana saksinya? Sanksi tidak ada, seakan-akan hanya satu sisi yang boleh, yang lain tidak boleh.
Terkait sanksi ekonomi dan dampaknya terhadap negara kami tentunya ada pengaruh, tentu itu tidak dapat terhindarkan.
Pertama-tama saya berharap, kami memiliki asupan batas keamanan yang cukup dan yang kedua kami memperoleh pelajaran yang baik bahwa kami mampu independen dari negara Barat untuk menghindari ancaman seperti itu kepada Rusia.
Benar bahwa sanksi itu menghantam kami dan ekonomi dunia. Itu sudah terjadi sekarang. Anda bisa lihat bagaimana harga-harga mulai naik, gas dan minyak tak hanya produk makanan tapi juga seperti penghasil gandum ikut terpengaruh.
Jerman memasang pipa Nord Stream 2 sebagai tanggapan atas gerakan Rusia di wilayah Donbas. Foto: Mapcreator/OSM via Reuters
Tentu apa yang dilakukan oleh Amerika dan Eropa menyakiti ‘diri sendiri’. Apa yang akan kita lakukan sebagai respons untuk saat ini? Belum ada kebijakan atau aturan untuk menutup akses saluran gas dan minyak, untuk saat ini tidak kami lakukan. Kami siap menjalani kewajiban kami.
ADVERTISEMENT
Barat agak sedikit licik di sini, karena mereka memberikan sanksi kepada kami namun kami tidak memberikan sanksi (pemutusan supply gas) ke mereka. Tidak akan ada. Setidaknya untuk saat ini. Namun itu (pemberian sanksi memutuskan supply gas ke Eropa) adalah langkah terakhir kami, tapi saya berharap bahwa keputusan itu tidak akan terjadi.

Bagaimana pendapat Ibu, apakah Rusia dapat terus bertahan dengan sanksi-sanksi yang diberikan?

ADVERTISEMENT
Saya merasa sepertinya Rusia akan lama bertahan dengan sanksi-sanksi tersebut. Maka dari itu jalan keluarnya adalah kami berkembang sendiri. Tanpa pengaruh Barat.
Oke, baik. Ke pertanyaan selanjutnya.
Ibu tadi bilang bahwa ada sesuatu yang tak dapat terhindarkan, Rusia tak ingin menargetkan warga sipil dan warga yang hanya ingin kedamaian, Russia hanya menargetkan fasilitas militer.
ADVERTISEMENT
Namun sampai sekarang ada banyak warga sipil yang meninggal dan banyak orang juga yang menyayangkan tindakan Rusia sebagai dampak dari operasi militer tersebut. Bahkan fasilitas publik juga rusak. Bagaimana Rusia ingin merespons dampak tidak menyenangkan tersebut?
Kami berusaha untuk mencegah agar orang-orang, warga sipil biasa tidak terluka dan semua berita yang ada di Barat ratusan bahkan ribuan korban itu sebenarnya tidak benar. Tidak benar. Karena kalau ada buktinya memang seperti itu, kalian pasti langsung melihat itu semua di kanal berita di Barat tapi itu tidak terjadi.
Maka dari itu operasi militer ini berkembang tidak cukup cepat karena kami dengan hati-hati bersikap agar tidak mempertaruhkan nyawa dan bahkan siap membuka koridor kemanusiaan agar warga sipil dapat keluar dari kota yang terkepung. Namun pihak Ukraina tidak mengizinkan hal tersebut
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Benarkah Ukraina tidak menyetujui koridor kemanusiaan?

Ukraina tidak mengizinkan itu. Kalau saja tidak ada warga sipil, kami bisa lebih cepat bergerak. Maka dari itu, mereka (Ukraina) menggunakan warga sipil sebagai tameng. Mereka meletakkan senjata mereka, tank, roket, di tengah-tengah rumah dan tidak memberikan jalan untuk orang-orang (sipil) keluar untuk melarikan diri (mengungsi).
ADVERTISEMENT
Mereka (Ukraina) tidak mengizinkan orang sipil keluar?
Tidak mengizinkan. Dan mereka tidak menyetujui untuk membuka koridor kemanusiaan.
Padahal sudah terjadi tiga kali negosiasi. Namun tetap saja mereka tidak menyetujui hal tersebut. Ada beberapa kesepakatan namun pihak Ukraina menolak untuk mewujudkannya. Ukraina menolak untuk membiarkan warganya mengungsi. Jadi mereka tidak memikirkan warganya sendiri. Namun hanya memikirkan kepentingan politik suatu kelompok. Tentu saja itu sangat buruk
Jadi Ukraina menolak untuk mewujudkan (kesepakatan)?
Iya, Ukraina menolak untuk membiarkan warganya mengungsi.
Jadi mereka tidak memikirkan warganya sendiri. Namun hanya memikirkan kepentingan politik suatu kelompok. Tentu saja itu sangat buruk.
Apakah konflik ini memengaruhi hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia, khususnya di sektor militer dan persenjataan? Bagaimana pendapat Ibu?
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini masih terlalu dini untuk disimpulkan. Kami di Rusia melihat Indonesia sebagai mitra kami dan teman yang baik. Dan sudah 72 tahun kami menjalin hubungan dengan Indonesia, khususnya di tahun 1960-an sangat dekat ketika pemerintahan Soekarno. Dan Presiden Soekarno mengunjungi Uni Soviet sangat sering dan lagu Rayuan Pulau Kelapa menjadi sangat populer di Rusia.
Bahkan juga ada film bertema Indonesia ya, Bu, di masa itu?
Iya, dan tentu saja dari sisi Rusia situasi ini (operasi militer di Ukraina) tidak memengaruhi hubungan dengan Indonesia ke arah lebih buruk. Tentu saja.
Tentu saja dari sisi Rusia situasi ini (operasi militer di Ukraina) tidak memengaruhi hubungan dengan Indonesia ke arah lebih buruk. Tentu saja. Kami tentunya sedikit kecewa ketika Indonesia di General Assembly PBB melakukan persetujuan anti-Rusia.
ADVERTISEMENT
Cuma Rusia di satu sisi paham kenapa Indonesia memberikan keputusan seperti itu karena Indonesia mengalami tekanan yang kuat dan mungkin Indonesia tak selalu memahami alasan atas tindakan yang Rusia lakukan.
Maka dari itu saya sebagai Dubes sangat berharap tidak ada negara ketiga yang memengaruhi hubungan Indonesia dan Rusia.
Beberapa hari yang lalu mengeluarkan list 48 negara yang tidak bersahabat untuk Rusia, dan Indonesia tidak termasuk ke dalam list tersebut. Kenapa itu bisa terjadi? Apakah karena hubungan diplomatik RI dan Rusia yang sudah terjalin lebih dari 70 tahun?
Tentu saja. Kami melihat Indonesia sebagai negara bersahabat. Daftar itu pada dasarnya merupakan negara yang memberikan sanksi kepada Rusia.
-------------
Satu hari sebelum wawancara berlangsung, pada Jumat (10/3) kumparan telah lebih dulu membuka ruang kepada para pembaca yang ingin menitipkan pertanyaan kepada Dubes Vorobieva, melalui laman Instagram @kumparancom. Berikut pertanyaan terpilih beserta jawabannya.
ADVERTISEMENT
--------------
Sekarang kita masuk ke dalam sesi pertanyaan dari netizen, Salah satu di antaranya dalam bahasa Inggris, bisakah saya mengutarakannya kepada Ibu?
Oke, boleh.
Duta Besar yang terhormat, Nyonya Lyudmila Georgievna. Sebagai warga negara Indonesia, saya meyakinkan Anda bahwa kami selalu ingin berteman dengan Rusia dan Ukraina. Oleh karena itu kami mendesak perdamaian di antara kedua negara dan kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama.
Ibu Duta Besar, bagaimana pendapat Anda tentang bagaimana pemerintah Indonesia dapat berkontribusi untuk membawa perdamaian antara Rusia dan Ukraina, terkait dengan posisi kami sebagai negara non-blok yang tidak akan mengambil bagian dalam konflik ini? Apakah Anda percaya pada peran penting Indonesia dalam hal ini? Terima kasih.
ADVERTISEMENT
Itu tadi pertanyaan (dari comment instagram) @BLNJCPNG.
Baik, saya akan meresponsnya dalam bahasa Inggris. Terima kasih atas pertanyaannya. Tentu yang bisa (masyarakat) Indonesia lakukan adalah mengerti posisi Rusia, dan jangan menyerah kepada tekanan negara-negara Barat. Tidak ikut melakukan gerakan anti-Rusia, menjatuhkan sanksi, perang informasi, dan lain-lain.
Karena kami merasa di sini, di Indonesia, masyarakatnya sangat bersahabat. Tidak ada rasa permusuhan terhadap Rusia. Jika kita melihat sejarah hubungan bilateral (dua negara ini), hanya terjadi hal-hal positif, kurang lebih. Kita memiliki simbol persahabatan seperti GBK atau RS Persahabatan.
Kami sangat berharap situasi saat ini tidak akan memengaruhi hubungan bilateral (kita). Ada sedikit seruan untuk perdamaian dari Indonesia, tapi kami sangat berharap kalau seruan perdamaian ini (juga) harus ditujukan pertama-tama ke Ukraina, lalu ke (negara-negara) Barat. Tidak hanya kepada Rusia. Karena terkadang Anda harus melakukan tindakan drastis dengan tujuan untuk menghalau tragedi yang lebih besar terjadi.
ADVERTISEMENT
Saya punya pertanyaan yang sangat menarik. Dari @jalancantik, begini pertanyaannya: Kenapa orang-orang di Rusia yang menolak operasi militer tersebut ditahan?
Itu bukan mereka yang menolak operasi militer. Mungkin seperti di negara kebanyakan, kita punya hukum norma. Kalau anda ingin demo harus memberi tahu pemerintah soal itu. Ke polisi misalnya. Di Indonesia juga sama, sebelum menggelar demo Anda harus menginformasikan itu ke pihak berwajib.
Jadi apabila demo itu ilegal, apalagi kalau demonstran merusak keamanan dan ketertiban masyarakat, tentunya polisi mengamankan mereka. Tapi saya tidak mendengar ada seseorang dipenjarakan. Jadi ada tatanan masyarakat yang harus dipatuhi di setiap negara.
Oke jadi itu benar-benar karena mereka mengganggu ketertiban masyarakat, maka dari itu mereka diamankan?
ADVERTISEMENT
Iya. Benar.
Oke baik. Terima kasih Ibu. Ini tema berat yang diperbincangkan.
Ibu Lyudmila sekarang kita lanjut ke pertanyaan yang lebih personal tentang karier Ibu.
Oke, boleh.
Ibu sudah lama berada di negara-negara Asia Tenggara? Bagaimana kesan Ibu terhadap Indonesia dan orang-orang lokal di sini? Apakah ada perbedaan–ibu kan juga pernah ke negara-negara Asia lain seperti Thailand, Malaysia, Laos. Apa perbedaannya?
Ya, betul saya 28 tahun hidup di negara Asia Tenggara dan orang tua saya merupakan diplomat, maka dari itu saya tumbuh besar di Bangkok. Lalu selanjutnya saya tinggal bersama mereka di Laos. Saya juga mempelajari bahasa Laos dan Thailand di masa kuliah. Saya lama tinggal dan bekerja di Laos. Lalu sempat tinggal di Thailand. Sebelumnya, saya juga bertugas di Malaysia. 5 tahun jadi Dubes di Malaysia.
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Saya benar-benar tulus mengungkapkan ini, tidak melebih-lebihkan. Untuk saya, Indonesia adalah cinta pada pandangan pertama. Ketika saya baru sampai di Indonesia, saya langsung jatuh cinta pada negara Anda. Orang-orangnya mengagumkan, ramah, baik hati, ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Kebudayaan kalian itu indah. Tradisinya, negara yang sangat indah. Indonesia adalah negara yang sangat indah.
ADVERTISEMENT
Saya berusaha untuk mengunjungi berbagai kota lainnya. Karena keindahan alamnya sangat bervariasi. Dan ya, ada perbedaan (Indonesia dengan negara lain). Saya juga berusaha untuk memahami dari mana datangnya perbedaan ini. Sekarang saya rasa, saya paham.
Jadi yang saya pahami adalah persamaan antara warga Indonesia dengan Rusia, koreksi saya apabila saya salah, warga Indonesia yang saya lihat seperti menyadari bahwa kalian tinggal di negara hebat dan kaya.
Iya. Karena Indonesia negara yang besar dengan populasi yang banyak. Maka dari itu warga Indonesia, kalian terbuka, ramah dan di antara kalian tak membatasi diri antara satu sama lain.
Ibu pernah ke kota mana saja di Indonesia selain Jakarta?
Saya pernah berkunjung ke banyak kota di Indonesia. Di Jawa khususnya, Surabaya, Semarang, Tangerang, saya pernah ke Anyer. Saya pernah ke Sumatera, Lampung, Medan, Banda Aceh, pulau Nias. Saya pernah ke Sulawesi, Makassar, Kendari, Toraja, Danau Toba. Saya pernah ke Labuan Bajo di Flores, tapi masih banyak kota-kota lainnya yang belum sempat saya kunjungi contohnya Raja Ampat.
ADVERTISEMENT
Raja Ampat? Ibu belum pernah ke Raja Ampat?
Iya, saya belum pernah ke sana.
Kota favorit Ibu apa di Indonesia?
DUBES:
Susah dijawab. Jakarta tentunya karena saya tinggal di sini. Saya jatuh cinta sama Jakarta. Susah untuk dijawab karena semua kota indah. Yogyakarta saya juga pernah ke sana.
Setiap tempat memiliki ciri khasnya sendiri jadi saya susah menjawabnya. Karena kalian memiliki keanekaragaman budaya dan tradisi yang kalian pertahankan. Itu sangat penting. Indonesia adalah cinta pada pandangan pertama bagi saya.
Kami sangat senang mendengarnya.
Terima kasih.
Ibu selama bertahun-tahun bertugas sebagai diplomat, sekarang Ibu ditetapkan sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP). Apa momen yang tidak terlupakan selama bertugas, baik itu pengalaman yang menyenangkan, lucu atau yang sulit?
ADVERTISEMENT
Susah untuk semuanya langsung diungkapkan. Mungkin momen yang sulit, justru yang berkesan. Saya pernah mengalami momen yang sulit di Malaysia. Saat itu ketika pesawat Malaysia Airlines kena tembak dan jatuh di Ukraina pada tahun 2014, itu momen yang sulit bagi saya karena kami langsung disalahkan.
Mereka menuduh kami yang menembak pesawat itu, namun belum terbukti sampai sekarang dan tentunya sangat sulit saat itu. Contohnya ketika saya melakukan wawancara live dengan keluarga dari korban pesawat jatuh itu, mereka menangis dan bagi saya itu sangat sulit, situasinya sangat emosional untuk saya.
Namun, pada akhirnya kami masih bisa memiliki hubungan yang baik dengan Malaysia. Malaysia tidak bergabung dengan kelompok yang menyalahkan kami. Namun, secara umum momen yang sangat berkesan itu tentunya berhubungan dengan orang yang saya temui. Dengan teman-teman yang kalian temui di tugas kedinasan. Dan bahkan ketika kamu sudah pergi, kontak intens, masih saling mendukung satu sama lain. Itu sangat baik, sangat menyenangkan. Tidak akan terlupakan.
ADVERTISEMENT
Itu tidak terlupakan ya Bu? Baik. Saya punya pertanyaan terakhir. Dan ini sangat penting. Ibu bilang, pengaruh Barat terhadap media di Indonesia sangat besar. Apa pesan ibu, bagaimana kami secara bijak dan benar menyikapi situasi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, soal semua pengaruh Barat pada media di Indonesia, karena kami juga saat ini sulit menerima informasi dalam versi Rusia. Pesan Ibu bagaimana untuk warga Indonesia?
Saya ingin tentunya supaya warga Indonesia mengingat pertemanan antara Indonesia dan Rusia, memiliki sejarah yang panjang dan ingat bahwa Rusia tidak pernah memulai perang. Rusia justru mengakhiri perang. Operasi militer yang kita lakukan sekarang, tujuannya adalah untuk mengakhiri yang sudah berlangsung selama 8 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun tidak ada yang membahas tentang hal itu. Kami ingin mengakhiri perang tersebut dan mencegah terjadinya peperangan lebih besar. Kami ingin perdamaian untuk warga kami, warga Ukraina dan warga dunia. Namun sayangnya itu yang tidak diinginkan oleh pihak Barat.
Jadi Rusia tidak ingin perang?
Rusia tidak mau perang.
Rusia ingin mengakhiri perang?
Ya, tentunya.
Ibu dubes, terima kasih banyak atas waktunya untuk kumparan.
Sama-sama. Terima kasih juga.