Wawancara Pendaki Wanadri: Saya Ajak Obrol Jenazah Thoriq

17 Juli 2019 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam pendaki Bukit Piramid, Bondowoso, Thoriq Rizky Maulidan di Dusun Nyamplung, Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Makam pendaki Bukit Piramid, Bondowoso, Thoriq Rizky Maulidan di Dusun Nyamplung, Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Eko W Prasetyo, pemuda berusia 20-an tahun yang juga pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung atau Wanadri, beberapa pekan ini menjadi perbincangan.
ADVERTISEMENT
Kerja kerasnya mencari Thoriq Rizky Ahmad Maulidan (16) yang hilang di Gunung Piramid, Bondowoso, Jawa Timur, membuahkan hasil. Eko menemukan Thoriq tak bernyawa di lereng bukit dalam posisi tersangkut pohon.
Kala Tim SAR sudah menghentikan pencarian, Eko bersama Tim Wanadri, warga, dan relawan pencita alam dari Universitas Bondowoso, tetap bergerak. Hingga akhirnya Eko melihat jejak ranting yang patah. Dengan diikat tali, Eko lalu turun ke lereng dan berhasil menemukan jenazah Thoriq.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (6/7). Foto: ANTARA FOTO/Seno
"Setelah saya azan, saya ajak (jenazah) ngobrol," kata Eko saat berbincang dengan kumparan, Rabu (17/7).
Thoriq hilang pada Minggu (23/6) setelah mendaki bersama tiga rekannya. Thoriq turun lebih dahulu dan hilang di tengah kabut. Pencarian dilakukan Tim SAR. Publik memantau pencarian ini. Hingga akhirnya pada Jumat (5/7), jenazah Thoriq ditemukan.
ADVERTISEMENT
Berikut wawancara kumparan dengan Eko:
Bagaimana ceritanya Wanadri bisa terlibat pencarian Thoriq?
Wanadri itu ada tim respons cepat, kalau ada orang hilang di gunung. Saat itu kami dapat kabar ada yang hilang di Gunung Piramid, dan kebetulan saya lokasi di Jawa Timur. Jadi saya ditugaskan berangkat ke lokasi.
Sejak 24 Juni saya sudah di lokasi. Bergabung dengan tim SAR sebagai relawan. Open SAR itu kan 7 hari, dan setelah selesai open SAR, saya berkoordinasi dengan pusat (Wanadri), saya melanjutkan pencarian bersama pecinta alam Universitas Bondowoso, Pramuka, dan warga. Izin pencarian kami dikeluarkan Polres Bondowoso.
Kenapa melakukan penambahan waktu pencarian bersama tim?
Jadi waktu itu kami sebenarnya sudah usul ke Basarnas, ada lokasi-lokasi yang belum tersentuh. Karena berdasarkan keterangan saksi-saksi (teman korban), Thoriq menghilang 15 menit setelah turun dari puncak. (Waktu tempuh normal dari base camp ke puncak Piramid sekitar 7 jam).
ADVERTISEMENT
Saya bersama tim menyiapkan peralatan dan perbekalan. Lalu hari Rabu dan Kamis (3 dan 4 Juli) melakukan persiapan dan pengecekan. Tim kami dibagi berdasarkan tim vertikal, tim penyisir, dan tim posko. Tim vertikal yang bergerak menyisir lereng, tim penyisir yang mencari di area di bawah lereng. Tim posko menyiapkan perbekalan.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (6/7). Foto: ANTARA FOTO/Seno
Pencarian dilakukan mulai pagi hingga jam 3 sore. Kenapa sampai jam 3 sore? Kabut di Piramid sudah turun di atas jam 2. Kemudian jarak dari lokasi pencarian ke posko, tenda kami, sekitar 2 jam. Jadi kalau dihitung perjalanan dari lokasi pencarian ke posko, magrib sampai posko.
Lalu proses penemuan jenazah Thoriq?
Waktu itu Jumat sore (5 Juli), sekitar jam 3. Saya melihat jejak ranting patah, saya sebagai ketua tim operasional memutuskan memanjangkan waktu pencarian satu jam.
ADVERTISEMENT
Saya turun pakai tali, sekitar 40 meter, saya mencium bau jenazah. Saya bisa membedakan mana bau bangkai hewan, mana bau jenazah, karena di Wanadri kami pernah ikut beberapa kali operasi SAR.
Saya yakin waktu itu bau jenazah. Kemudian saya turun lagi sekitar 15 meter, jadi setelah turun 55 meter dari atas, saya melihat kaki. Saya cek dengan ciri-ciri survivor, dan ternyata cocok.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (6/7). Foto: ANTARA FOTO/Seno
Saya waktu itu meniup peluit tiga kali, sebagai tanda menemukan survivor. Senior saya di atas kemudian teriak. 'Eko, azan Ko, azan'.
Saya segera azan, saya teriak sekeras-kerasnya, saya sampai merinding. Tapi setelah itu pikiran tenang.
Katanya saat azan selesai kabut yang menghalangi naik ke atas?
Gimana ya, di Piramid itu di atas jam 1 (siang) kabut memang turun. Makanya ada kearifan lokal jangan naik Gunung Piramid di atas jam 2 siang, karena kabut turun.
ADVERTISEMENT
Terus waktu saya azan, kemudian kabut naik, pemandangan jadi jelas itu. Tapi menurut saya waktu itu angin memang kencang, jadi kabutnya tercerai berai.
Setelah azan kabarnya Anda mengajak jenazah Thoriq ngobrol?
Ya, saya ajak obrol buat menghibur diri saya saja, saya kan sendiri di bawah. Biar tenang.
Ngajak obrol apa saja?
Saya bilang, alhamdulillah Thoriq, kamu sudah ketemu. Keluarga kamu pasti senang. Ayo pulang Riq, keluarga sudah menunggu. Biar cepat-cepat dimakamkan dengan layak. Dan seterusnya.
Tim SAR bersiap mulai proses evakuasi jenazah Thoriq yang berada di lereng Bukit Piramid. Foto: kumparan
Saat itu kondisi jenazah korban bagaimana?
Survivor terhimpit pohon. Kondisi jenazah sudah hitam, sepertinya sudah beberapa hari meninggal. Ini bukan saya mendahului hasil visum, kemungkina korban jatuh, lalu sempat pingsan atau koma sebelum akhirnya meninggal.
ADVERTISEMENT
Waktu itu tim penyisir sempat mencari topi dan tas korban di bawah lereng, tapi tidak ditemukan.
Setelah menemukan jenazah bagaimana?
Kami mengabari pihak Polres untuk memastikan itu jenazah korban. Bang Andri rekan saya mengontak Pak Wakapolres. Waktu itu Pak Wakapolres meminta diambil malam itu juga, cuma kami bilang tidak memungkinkan karena medan yang sulit.
Sore jam 4, teman di atas ikut turun dan melakukan observasi, memfoto, dan memetakan titik koordinat. Jelang magrib kami naik ke atas dan kembali ke camp.
(Malam itu, Tim Wanadri melakukan kontak dengan pihak kepolisian dan akhirnya disepakati jenazah diambil esok paginya).
Jam 6 pagi kami berangkat dari camp, bersama rombongan mengambil jenazah. Medannya cukup sulit, hingga perlu 12 jam, jadi jam 6 sore jenazah baru bisa dibawa turun ke bawah.
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah Thoriq Riski Maulidan melewati punggungan Bukit Piramid Pegunungan Argopuro Kecamatan Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu (6/7). Foto: ANTARA FOTO/Seno
Banyak yang mengaitkan hal mistis dengan kasus Thoriq, bagaimana pendapat Anda?
ADVERTISEMENT
Saya alhamdulillah enggak ada apa-apa, sampai sekarang aman-aman saja. Enggak ada mimpi, enggak ada apa. Kami menemukan jenazah juga karena melihat jejak, ini kan kami pelajari saat pendidikan di Wanadri.
Gunung Piramid itu lebar jalannya pendek, kanan kiri jurang. Apalagi kabut turun setelah jam 2. Jadi sebenarnya kalau mau daki gunung mesti pelajari dulu karakteristik gunungnya.
Kalau yang lain mengaitkan dengan mistis saya enggak tahu
Soal orang hilang di gunung, ada imbauan atau saran?
Kalau hilang di gunung biasanya dalam posisi turun. Posisi fisik kelelahan dan mengurangi konsentrasi.
Perlu pengetahuan yang cukup saat mendaki gunung, safety, dan peralatan.
ADVERTISEMENT