Wawancara Trump dan Elon Musk di X Terganggu 'Serangan Siber'

13 Agustus 2024 10:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seseorang menonton di laptop wawancara pengusaha miliarder Elon Musk dengan kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump di jaringan media sosial X, di New York City, AS, Senin (12/8/2024). Foto: Adam Gray/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seseorang menonton di laptop wawancara pengusaha miliarder Elon Musk dengan kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump di jaringan media sosial X, di New York City, AS, Senin (12/8/2024). Foto: Adam Gray/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilik media sosial X, Elon Musk, berusaha melakukan wawancara dengan Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump di platform miliknya pada Senin (12/8).
ADVERTISEMENT
Wawancara yang telah lama ditunggu-tunggu itu dimulai dengan berbagai hambatan, Musk menyebut kendala tersebut sebagai serangan siber.
Diskusi bertajuk "tanpa batas" itu terlambat dimulai lebih dari setengah jam. Sejumlah akun juga tak dapat mendengarkan percakapan secara langsung.
"Tampaknya ada serangan DDOS (Distributed Denial of Service) besar-besaran pada X. Berusaha untuk menghentikannya," tulis Musk dalam platformnya, seperti dikutip dari AFP.
Secret Service langsung bergerak begitu terjadi penembakan dalam kampanye Donald Trump di B utler Farm Show di Butler, Pennysilvania, Sabtu (13/7/2024). Foto: Reuters/Brendan McDermid
Wawancara ini merupakan strategi kampanye terbaru Trump yang sebelumnya dianggap melemah sejak Presiden Joe Biden keluar dari persaingan.
Musk telah menyatakan dukungannya terhadap Trump sejak seorang pria bersenjata mencoba membunuh pria 78 tahun itu dalam kampanye terbukanya Juli lalu.
Namun, kendala teknis yang terjadi menjadi pengingat bahwa orang terkaya di dunia itu pernah membantu kampanye pesaing Trump, Ron DeSantis. Saat itu, kampanye di platformnya pun dilanda masalah.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menguji sistem ini dengan 8 juta pendengar secara bersamaan sebelumnya,” tulis Musk dalam unggahan terpisah.
Trump sempat dilarang menggunakan Twitter imbas serbuan pendukungnya ke Gedung Capitol AS pada Januari 2021. Lalu Musk mengaktifkan kembali akun Trump saat mengambil alih platform itu dan mengganti namanya menjadi X.
Kini pria Republik itu mengunggah berbagai iklan kampanye hingga sematan tautan ke situs webnya dalam akun resmi @realDonaldTrump.
Musk telah muncul sebagai tokoh utama dalam politik AS, namun ia juga dituduh mengubah X menjadi pemicu teori konspirasi sayap kanan.
Dikutip dari AFP, Musk adalah salah satu kritikus Demokrat yang paling keras. Ia memanfaatkan 194 juta pengikutnya di X untuk menyerang upaya liberal dalam meningkatkan keberagaman dan inklusi.
ADVERTISEMENT
Orang terkaya versi Forbes itu sering menyebarkan misinformasi sayap kanan tentang imigran tak berdokumen dan penipuan pemilih.
Sementara itu, Trump masih berjuang mendulang suara imbas tertinggal dari Kamala Harris—sejak dicalonkan sebagai kandidat Demokrat—dalam sejumlah jajak pendapat pemilu AS.
Trump sengaja memanfaatkan platform Musk itu untuk merayu warga yang tidak menonton kampanye terbuka atau mendengarkan berita di saluran konservatif.