WHO Desak Bantuan Kemanusiaan Segera untuk Gaza, Disalurkan Tanpa Hambatan

11 Desember 2023 3:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita duduk bersama anak-anak di luar, saat warga Palestina berlindung di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita duduk bersama anak-anak di luar, saat warga Palestina berlindung di sebuah kamp di Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (6/12/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar bantuan dan akses kemanusiaan segera disalurkan ke Gaza, tanpa hambatan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, 34 negara di dewan eksekutif WHO secara konsensus menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan saluran bantuan kemanusiaan segera, berkelanjutan, dan tanpa hambatan ke Gaza. Resolusi ini disetujui setelah Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/12) menolak resolusi gencatan senjata di Gaza usai diveto oleh Amerika Serikat.
Resolusi terkait kemanusiaan tersebut, yang diusulkan oleh Afghanistan, Maroko, Qatar dan Yaman, menyerukan pemberian izin keluar bagi pasien.
Resolusi tersebut juga mengupayakan pasokan dan pengisian kembali obat-obatan dan peralatan medis yang bisa diakses oleh masyarakat sipil dan semua orang yang dirampas kebebasannya.
Dewan eksekutif juga menyatakan keprihatinan terhadap situasi kemanusiaan dan “kehancuran yang meluas”, dan mendesak perlindungan bagi semua warga sipil di Palestina.
ADVERTISEMENT
Meskipun secara mayoritas menyetujui resolusi tersebut, beberapa negara menyatakan keberatan terhadap resolusi tersebut.
Perwakilan Amerika Serikat mengatakan Washington setuju untuk tidak menentang konsensus mengenai resolusi tersebut namun tetap keberatan. Amerika menyesalkan soal kurangnya keseimbangan dalam resolusi itu.
Di sisi yang sama, Kanada mengatakan mereka menganggap resolusi itu sebagai “resolusi kompromi” yang bisa saja dilakukan lebih jauh jika ada pernyataan tambahan yang mengakui peran Hamas dalam konflik tersebut, seperti penyanderaan dan 'penggunaan perisai manusia'.