WHO: Lebih dari 11 Ribu Warga Palestina Butuh Dievakuasi untuk Perawatan Medis

5 Juni 2024 3:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina mengisi air ke dalam jeriken di antara puing-puing bangunan yang hancur di kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara, Senin (3/6/2024). Foto: Omar Al Qatta / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina mengisi air ke dalam jeriken di antara puing-puing bangunan yang hancur di kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara, Senin (3/6/2024). Foto: Omar Al Qatta / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
WHO menyampaikan lebih dari 11 ribu pasien Palestina membutuhkan evakuasi medis darurat. Hal ini akibat invasi yang dilakukan oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Angka itu ditunjukkan oleh Hanan Balkhy, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, dalam pertemuan di Jenewa, Swiss dengan PBB.
Balkhy mengatakan, pasien-pasien yang membutuhkan evakuasi tersebut diharuskan untuk menerima pengobatan di rumah sakit khusus.
"Jika Anda berbicara tentang perlunya tidak meninggalkan seorang pun, kami telah meninggalkan banyak orang di Gaza, dan itu terjadi ketika ada tekanan terhadap sistem kesehatan yang sudah rapuh di negara-negara tetangga," katanya dikutip dari Anadolu, Rabu (5/6).
Menurutnya, ini bukan pekerjaan yang mudah dan harus segera diselesaikan.
"Jika kita tidak mencapai perdamaian, ini akan menjadi situasi yang sangat menantang. Kami membutuhkan perdamaian di dalam perbatasan agar (akses terhadap kesehatan) bisa terbuka," katanya.
Pekan lalu, WHO mengatakan bahwa semua evakuasi medis di Gaza telah "dihentikan secara tiba-tiba" sejak 7 Mei.
ADVERTISEMENT
Israel terus melanjutkan serangan brutal di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.500 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak saat itu, sementara hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih dan obat-obatan.