WHO Selidiki Peran COVID-19 pada Hepatitis Misterius pada Anak

11 Mei 2022 10:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (10/5/2022) mengatakan 348 kemungkinan kasus hepatitis misterius telah diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan di tengah penelitian tentang peran potensial adenovirus dan infeksi COVID-19 semakin meningkat.
WHO mengatakan hipotesis utama mengenai hepatitis misterius tetap melibatkan adenovirus.
Hingga saat ini, hepatitis misterius telah dilaporkan di 20 negara dengan 70 kasus tambahan dari 13 negara lainnya yang masih menunggu klasifikasi hingga tes selesai.
Ilustrasi hasil tes PCR COVID-19. Foto: Shutter Stock
Hanya enam negara yang melaporkan lebih dari lima kasus. Inggris melaporkan lebih dari 160.
"Selama seminggu terakhir, ada beberapa kemajuan penting dengan penyelidikan lebih lanjut dan beberapa penyempurnaan hipotesis kerja," kata program hepatitis global WHO, Philippa Easterbrook dalam sebuah konferensi pers.
Easterbrook mengatakan Inggris telah mengkoordinasikan serangkaian studi komprehensif yang melihat genetika anak-anak yang terkena dampak, respons kekebalan mereka, virus, dan studi epidemiologi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
WHO pertama kali diberi tahu pada tanggal 5 April, dari 10 kasus hepatitis yang tidak dapat dijelaskan di Skotlandia, terdeteksi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada Jumat (7/5/2022) mengatakan pihaknya sedang menyelidiki 109 kasus serupa, termasuk lima kematian yang dilaporkan.
"Saat ini, hipotesis utama tetap yang melibatkan adenovirus. Dengan juga pertimbangan pentingnya peran COVID juga, baik sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu," kata Easterbrook seperti dikutip dari AFP.
Pengujian lebih lanjut dalam seminggu terakhir mengkonfirmasi sekitar 70 persen dari kasus dites positif untuk adenovirus. Sub-tipe 41 biasanya terkait dengan gastroenteritis. Sub-tipe tersebut dinilai lazim.
Pengujian juga menunjukkan sekitar 18 persen kasus secara aktif dinyatakan positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Fokus besar selama minggu depan adalah melihat pengujian serologis untuk paparan dan infeksi sebelumnya dengan COVID," kata Easterbrook.
Ilmuwan mengatakan, dalam seminggu, harus ada data dari Inggris pada studi kasus kontrol yang membandingkan apakah tingkat deteksi adenovirus berbeda dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit lainnya.
"Itu akan sangat membantu mempertajam apakah adeno hanya infeksi insidental yang telah terdeteksi atau ada hubungan kausal atau kemungkinan kausal," sambung Easterbrook.
Dia mengatakan, studi mikroskopis sampel hati dan biopsi tidak menunjukkan ciri khas yang mungkin diharapkan dengan peradangan hati karena adenovirus.

Gejala Hepatitis Misterius

Adenovirus biasanya menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, tetesan pernapasan, dan permukaan.
Mereka umumnya diketahui menyebabkan gejala pernapasan, konjungtivitis atau bahkan gangguan pencernaan.
ADVERTISEMENT
WHO mengacu pada wabah radang hati yang parah sebagai hepatitis akut misterius di antara anak-anak.
Hingga kini, tiga anak di Indonesia dilaporkan meninggal akibat penyakit tersebut.
Beberapa kasus telah menyebabkan gagal hati dan membutuhkan transplantasi.
Banyak kasus juga melaporkan penyakit kuning, gejala gastrointestinal termasuk sakit perut, diare dan muntah.
Setelah penemuan 169 kasus pertama, WHO mengatakan virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) tidak terdeteksi di salah satu dari mereka.
Penulis: Sekar Ayu.