Wijaya Karya Raup Laba Rp 682 Miliar di Kuartal III, Naik 46,66%

4 Desember 2017 11:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek PT. Wijaya Karya Bangunan  (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek PT. Wijaya Karya Bangunan (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan laba sebesar Rp 682,64 miliar di kuartal III-2017 atau tumbuh 46,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh penjualan WIKA di kuartal III-2017 yang mencapai Rp 15,88 triliun atau naik 69,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,34 triliun.
Kas dan setara kas yang dimiliki Perseroan sebesar Rp 7,24 triliun dengan total utang berbunga (interest bearing debt) sebesar Rp 8,61 triliun dengan total ekuitas sebesar Rp 13,18 triliun. Hal ini menunjukkan rasio utang gross gearing dan net gearing masing-masing sebesar 0,65 kali dan 0,10 kali, yang menunjukkan kemampuan Perseroan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur masih sangat besar.
Kepercayaan kepada WIKA tercermin pada kontrak dihadapi WIKA yang hingga akhir Oktober 2017 telah mencapai Rp 99,2 triliun atau 96,13% dari target kontrak dihadapi tahun 2017 senilai Rp 103,24 triliun.
ADVERTISEMENT
WIKA meraih kontrak baru sebesar Rp 34,67 triliun atau melonjak 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, Perseroan telah meraih 80,16% dari target kontrak baru di tahun 2017 sebesar Rp 43,25 triliun.
Kontribusi terbesar capaian kontrak baru tersebut berasal dari sektor infrastruktur dan gedung dengan capaian kontrak sebesar Rp 22,18 triliun disusul sektor energi dan pabrik industrial sebesar Rp 6,72 triliun. Sementara itu, sektor industri menyumbang capaian kontrak sebesar Rp 4,42 triliun dan sektor properti mampu meraih kontrak sebesar Rp 1,34 triliun.
Serangkaian proyek baru yang berhasil diraih Perseroan antara lain pengerjaan jalan tol Pasuruan, pembangunan PLTU Bontang, pembangunan TUKS Pertamina (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri) di Tanjung Sekong.
ADVERTISEMENT
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan WIKA (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan WIKA (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
Menurut Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo, capaian Perseroan tidak lepas dari upaya menghasilkan karya terbaik berbasis teknologi terbaru.
“Pertumbuhan positif Perseroan turut didukung oleh penerapan teknologi di berbagai proyek. WIKA sedang mengembangkan Building Information Modelling (BIM) yang dapat menghasilkan visualisasi dengan menggabungkan gambaran situasi sekitar proyek dengan desain struktur yang akan dibangun. Dengan demikian, berbagai risiko dapat dimitigasi sejak awal serta membantu proses perencanaan yang lebih presisi dari segi biaya, mutu dan waktu,” jelas Bintang dalam keterangan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com), Senin (4/12).
Teknologi BIM sendiri telah diterapkan di pengerjaan proyek tol Balikpapan – Samarinda, pembangunan Bandara di Oecussee serta pembangunan Velodrome yang dilaksanakan oleh PT WIKA Gedung Tbk yang merupakan entitas anak WIKA.
ADVERTISEMENT
WIKA kini bekerja sama dengan Hyundai Engineering & Construction Co., Ltd (HDEC) yang merupakan kontraktor EPC (engineering, procurement and construction) dan investor ekuitas asal Korea.
Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman Business Opportunity Development of Power & Infrastructure Investment Projects In Indonesia yang ditandatangani oleh Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo dan Min Jong Suh sebagai authorized representative Hyundai di Indonesia, Kamis (30/11).
Melalui nota kesepahaman tersebut, WIKA akan bekerja sama dengan Hyundai dalam pembangunan proyek potensial di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air Mentarang-2,
Pembangkit Listrik Tenaga Air Peusangan-4, Pembangkit Listrik Tenaga Air Siborpa, serta berbagai proyek investasi pembangkit listrik dan infrastruktur di Indonesia.
Selain dengan HDEC, kerja sama strategis juga terjalin antara WIKA dengan Pelindo IV. Kerja sama tersebut ditandai dengan Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Direktur Operasi WIKA Bambang Pramujo dengan Direktur Fasilitas Pelabuhan Pelindo IV Farid Padang dan disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha KSPP Kementerian BUMN Ahmad Bambang.
ADVERTISEMENT
Melalui kerja sama tersebut, WIKA sebagai investor dipercaya untuk mengoptimalisasikan aset milik Pelindo IV di sekitar daerah potensi wisata untuk dibangun properti dan fasilitas pendukung pariwisata dengan target pasar wisatawan.
Gedung Wijaya Karya  (Foto: instagram/@ptwijayakarya)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Wijaya Karya (Foto: instagram/@ptwijayakarya)
WIKA Gedung Resmi Tercatat di BEI
Sejalan dengan pengembangan bisnis WIKA serta entitas anak, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) sebagai entitas anak WIKA telah resmi mencatatkan perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/11). Perusahaan yang tercatat dengan kode saham “WEGE” ini telah melepas sejumlah 2,87 miliar lembar saham baru atau setara dengan 30% dari modal ditempatkan dan disetor.
Setelah masa penawaran yang berlangsung pada tanggal 22-24 November 2017, harga IPO saham WIKA Gedung ditetapkan sebesar Rp 290 per lembar saham sehingga WIKA Gedung memperoleh dana sekitar Rp 832,8 miliar dari publik.
ADVERTISEMENT
WIKA Gedung berencana untuk menggunakan dana hasil IPO sebesar 70% untuk ekspansi pada usaha konsesi dan backward integration konstruksi serta sisanya 30% akan dipergunakan untuk kebutuhan modal kerja.
Hingga Oktober 2017, kontrak baru WIKA Gedung mencapai Rp 6,2 triliun, sehingga total kontrak perseroan (order book) saat ini menjadi Rp 11,8 triliun, yang terdiri atas kontrak baru senilai Rp 6,2 triliun dan kontrak bawaan (carry over) tahun lalu sebesar Rp 5, triliun.