Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap dosen IPB Abdul Basith, purnawirawan jenderal TNI AL Sony Susanto, dan 3 orang lainnya karena merancang demo ricuh. Menkopolhukam menyebut, mereka sudah menyiapkan bahan peledak agar Aksi Mujahid 212 berujung ricuh.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ini kita bersyukur usaha untuk mengacaukan republik ini untuk gabungkan demo yang radikal, anarkis, dengan tindakan terorisme, dengan bom-bom buatan yang basic-nya adalah bom ikan. Yang kita bersyukur bisa ditemukan aparat kepolisian," kata Wiranto dalam konferensi pers di gedung Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (30/9).
Keterangan Wiranto berbeda dengan polisi. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono sebelumnya menyebut bom yang dibuat, yakni bom molotov.
Wiranto mengatakan, para tokoh-tokoh yang merencanakan aksi demo ricuh ini juga sudah ditangkap. Dia mengapresiasi langkah kepolisian yang cepat mengantisipasi hal ini.
"Bahkan tokoh-tokoh yang terlibat sudah dapat diamankan. Jadi kita bersyukur tentunya keamanan akan terus mengembangkan dan kita harapkan bisa menemukan jaringan-jaringan dari tindakan anarkis yang tujuannya mengacaukan republik kita," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap 5 orang yang diduga merancang demo ricuh. Polisi menyebut salah satu pelaku, yakni dosen IPB, Abdul Basith berperan menyimpan 28 bom molotov yang sudah disiapkan.
Belakangan terungkap, aksi yang akan didompleng dan dibuat ricuh, yakni Aksi Mujahid 212 yang digelar Sabtu (28/9).