WN Amerika yang Ditahan di Korut Jalani Belasan Tahun Penjara

8 Mei 2017 9:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Propaganda Korea Utara. (Foto: YouTube Storyful News)
zoom-in-whitePerbesar
Propaganda Korea Utara. (Foto: YouTube Storyful News)
Korea Utara menahan sejumlah warga negara Amerika Serikat dengan tuduhan melakukan tindakan permusuhan. Dua diantaranya saat ini sedang menjalani hukuman belasan tahun.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Associated Press, Senin (8/5), Kim Hak Song, yang ditahan pada Minggu (7/5), termasuk di antara setidaknya empat orang Amerika yang ditahan di Korea Utara. Dia adalah pegawai di Pyongyang University of Science and Technology. Tahanan lainnya adalah Kim Sang Dok, Otto Warmbier dan Kim Dong Chul.
Warmbier saat ini sedang menjalani masa hukuman 15 tahun dengan kerja paksa karena tuduhan melakukan tindakan anti-negara. Sedangkan Dong Chul, menjalani masa kerja 10 tahun dengan kerja keras atas tuduhan melakukan spionase.
Kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) menyebut, Kim Sang Dok, mantan instruktur akuntansi di Universitas Pyongyang, ditangkap di Bandara Internasional Pyongyang pada 22 April lalu. Sang Dok dicegat karena melakukan tindakan kriminal untuk menggulingkan pemerintah Korea Utara. Namun KCNA tidak menjelaskan secara rinci tindakan yang dilakukan Sang Dok.
ADVERTISEMENT
Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang adalah satu-satunya universitas yang didanai swasta di Korea Utara. Kampus ini unik karena memiliki sejumlah besar staf asing.
Washington, Seoul dan yang lainnya sering menuduh Korea Utara menggunakan tahanan asing untuk merebut konsesi diplomatik. Dalam beberapa tahun terakhir misi ini telah melibatkan Amerika yang dikirim untuk menjamin pembebasan Amerika.
Saat seorang warga Amerika dilaporkan ditahan, AS bekerja sama dengan Kedutaan Besar Swedia di Pyongyang, karena AS dan Korea Utara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Pengumuman Korea Utara mengenai penahanan terjadi di tengah ketegangan karena kekhawatiran bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan putaran lain uji coba rudal atau rudal. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memperdebatkan permusuhan dengan mengatakan bahwa dia tidak mengesampingkan tindakan militer terhadap Korea Utara, walaupun Trump juga mengatakan bahwa dia bersedia untuk berbicara dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam situasi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Korea Utara pada hari Jumat menuduh agen mata-mata AS dan Korea Selatan melakukan percobaan pembunuhan yang tidak berhasil terhadap pemimpin Kim Jong Un yang melibatkan senjata biokimia.