WN Australia Ditangkap Usai Diduga Jual Informasi Sensitif ke Intel Asing

15 April 2023 18:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi badan intelijen. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi badan intelijen. Foto: Gorodenkoff/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang warga negara Australia ditangkap aparat kepolisian usai diduga menjual informasi sensitif soal keamanan nasional kepada badan intelijen asing.
ADVERTISEMENT
Tindakan itu dia lakukan saat masih tinggal di luar negeri, tetapi saat ini tersangka telah kembali ke kota asalnya di Australia dan langsung ditangkap.
Dikutip dari AFP, kepolisian federal Australia menjelaskan tersangka yang bernama Alexander Csergo (55 tahun) diduga telah mengumpulkan laporan berisi informasi intelijen untuk dua mata-mata asing yang dikenalnya sebagai ‘Ken’ dan Evelyn’.
“Keduanya bersedia membayar Csergo untuk informasi mengenai pengaturan keamanan nasional Australia,” kata pihak kepolisian.
Namun, tidak dirinci badan intelijen mana yang diduga menjadi tempat mereka bekerja, atau dari negara mana mereka ini berasal.
Polisi menambahkan, Csergo pertama kali dikenali dengan pasangan tersebut ketika dia masih bekerja di luar negeri oleh seseorang yang mengaku mewakili sebuah lembaga penelitian.
ADVERTISEMENT
Tidak disebutkan pula negara mana Csergo bekerja hingga bertemu dengan kedua intel asing itu.
“Orang tersebut mengatur cara agar Csergo bertemu dengan pasangan yang dipanggil dengan nama ‘Ken’ dan ‘Evelyn’,” sambung dia.
Secara terpisah, Asisten Komisaris Kepolisian Federal Australia Krissy Barrett mengatakan, Ken dan Evelyn diketahui bekerja untuk sebuah badan intelijen asing dan mengumpulkan informasi intelijen.
Dia memperingatkan, kemungkinan warga Australia lainnya sempat didekati.
Hingga akhirnya, Csergo yang merupakan seorang ahli IT dan pemasaran itu ditangkap polisi di Kota Sydney pada Jumat (14/4) malam waktu setempat. Dia mengikuti prosedur hukum dengan baik dan hadir di persidangan online melalui panggilan video keesokan harinya.
Dalam persidangan singkat itu, Csergo didakwa atas tuduhan campur tangan asing yang sewenang-wenang, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Hukuman ini terbilang cukup berat, lantaran dapat membawa dampak negatif secara signifikan jangka panjang.
“Spionase dan campur tangan asing merupakan ancaman serius bagi kedaulatan, keamanan, dan integritas lembaga-lembaga nasional Australia,” jelas Barrett. Csergo dijadwalkan akan kembali hadir di persidangan berikutnya pada Senin (16/4) pekan depan.
Dengan adanya kasus ini, maka Csergo merupakan orang kedua di Australia yang pernah didakwa di bawah Undang-Undang tentang Spionase, yang disahkan pada 2018.