WN Israel Eks Sandera Mengaku Lebih Takut pada Israel Dibanding Hamas

10 Desember 2023 7:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerukan pemakzulannya, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Yerusalem, Minggu (5/11/2023). Foto: Ammar Awad/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa berkumpul di dekat kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerukan pemakzulannya, ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Yerusalem, Minggu (5/11/2023). Foto: Ammar Awad/Reuters
ADVERTISEMENT
Kebrutalan Israel yang memiliki militer terkuat nomor empat di dunia terhadap Gaza — tanah Palestina seluas setengah DKI Jakarta —juga dirasakan oleh para sandera zionis yang ditawan Hamas.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap saat PM Benjamin Netanyahu dan anggota kabinet perang Israel bertemu dengan para sandera yang dibebaskan Hamas pada masa jeda tempur.
Para sandera mengungkapkan kekesalannya pada pemerintahan Netanyahu dalam pertemuan yang terjadi pada Selasa (5/12) lalu.
Berbicara tentang pengalaman mereka selama disandera, para warga Israel tersebut mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran kekerasan fisik dan psikologis.
Di depan Netanyahu, seorang eks sandera menceritakan pengalamannya bahwa dia mendengar bom-bom yang dijatuhkan Israel selama dia ditawan di Gaza. Serangan ini membuatnya takut karena membahayakan nyawanya.
“Kami merasa seperti kami tidak tahu apa yang terjadi di luar. Anda [Netanyahu] mengeklaim ada [operasi] intelijen [untuk membebaskan sandera], tapi kenyataannya kami dibom,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Demikian dikutip dari media Turki Yeni Safak, Minggu (10/11), menyitir media Israel, Haaretz.
Warga Israel berdemo mendesak Netanyahu mundur. Foto: Ammar Awad/Reuters
Komentar lainnya datang dari eks sandera yang merupakan seorang wanita yang suaminya masih ditawan Hamas di Gaza. Wanita itu mengecam rencana Israel yang hendak memenuhi terowongan di Gaza dengan air laut guna melumpuhkan Hamas.
“Suami saya dibawa ke terowongan dan Anda berbicara tentang mengisi terowongan dengan air laut. Anda memprioritaskan politik di atas nyawa tawanan,” kecamnya pada Netanyahu dkk.
Eks sandera lain menekankan bahwa mereka khawatir dengan kehidupan warga Israel yang masih ditawan akibat pemboman terus-menerus oleh Israel di Gaza.
"Apa yang saya lihat di televisi membuat saya semakin takut. Saya melihat pemboman (oleh Israel) dan Anda tidak tahu di mana para tawanan berada. Saya berada di sebuah tempat yang dikelilingi oleh bahan peledak [Israel],” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengaku lebih takut pada Israel yang menyerang Gaza membabi buta.
Mereka juga menyebut bahwa serangan militer Israel [IDF] membahayakan para sandera dan jika mereka jadi korban pemboman, maka pemerintah Israel akan berdalih bahwa Hamas adalah pelakunya alias playing victim.
Yarden Biba, pria Israel yang disandera Hamas, meminta PM Netanyahu menerima jasad anak istrinya yang tewas akibat pemboman Israel, Kamis (30/11/2023). Foto: Dok Brigade Al-Qassam
Ada juga eks sandera yang menyebut bahwa Hamaslah yang telah membebaskan mereka, bukan Israel.

Sandera Israel Tewas Akibat Serangan Israel

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, beberapa kali mengabarkan tentang kematian warga Israel yang disanderanya akibat serangan udara Israel.
Warga Israel itu antara lain, Faul Azai Mark Asiani, seorang tentara wanita berusia 19 tahun dari jalur wamil; dan seorang wanita bersama Shiri Biba bersama dua anak balitanya.
ADVERTISEMENT
Sebelum tewas akibat serangan udara Israel, Faul Azai Mark Asiani tersebut sempat berbicara dalam sebuah video yang isinya meminta agar Israel menghentikan pemboman karena dia takut akan turut menjadi korban.
"Saya disini sudah 4 hari. Ada banyak tawanan di sini. Kami khawatir kami akan mati akibat serangan misil. Tolong, hentikan sekarang. Ledakan-ledakan sangat dekat dengan kami," ujarnya.
Ternyata, ketakutannya menjadi kenyataan. Pada 13 November, Brigade Al Qassam merilis video mengumumkan kematian perempuan muda itu.
Yarden Biba, suami Shiri, juga disandera Hamas. Dia sangat sedih istri dan dua anaknya yang ditawan di Gaza tewas akibat gempuran Israel. Semakin sedih lagi karena Israel menolak menerima jasad mereka.
“Netanyahu mengebom dan membunuh istri dan kedua anak saya, yang merupakan hal terpenting dalam hidup saya… Tolong pulangkan jenazah mereka untuk dimakamkan di Israel,” ujar Biba tak kuasa menahan tangis, dalam video yang dilansir Brigade Al-Qassam pada Kamis (30/11/2023).
ADVERTISEMENT