WN Israel yang Dilepas Hamas Tulis Surat Mengharukan, Sebut Putrinya Dimanjakan

28 November 2023 7:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
71
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiri: surat warga Israel yang dilepaskan pejuang Hamas berisi ucapan banyak terima kasih. Tengah: Terjemahan surat dalam bahasa Arab. Kanan: Danielle dan putrinya, Emilia. Foto: Dok.Brigade Al-Qassam
zoom-in-whitePerbesar
Kiri: surat warga Israel yang dilepaskan pejuang Hamas berisi ucapan banyak terima kasih. Tengah: Terjemahan surat dalam bahasa Arab. Kanan: Danielle dan putrinya, Emilia. Foto: Dok.Brigade Al-Qassam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, merilis surat yang ditulis warga negara (WN) Israel yang telah mereka bebaskan menyusul kesepakatan gencatan senjata empat hari. Surat itu ditulis oleh Danielle yang ditawan bersama putrinya, Emilia.
ADVERTISEMENT
Ibu dan anak itu ditawan menyusul serangan pejuang Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 sebagai bentuk perlawanan atas penjajahan Israel yang kejam.
Surat Danielle dirilis Al-Qassam lewat Telegram dan diunggah ulang oleh jurnalis dan netizen. Dalam surat yang mengharukan dan menyentuh hati itu, Danielle berulang kali mengucapkan terima kasih atas perlakuan baik para pejuang Hamas, terutama kepada putrinya.
Warga Israel yang dibebaskan melambaikan tangan dan tersenyum kepada pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Minggu (26/11/2023) (Brigade Al-Qassam) Foto: Dok. Istimewa
Berikut terjemahan surat Danielle, dikutip Selasa (28/11):
Untuk para jenderal [pejuang] yang menemani saya beberapa minggu terakhir ini, sepertinya kita akan berpisah besok, tapi saya ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam atas kemanusiaan Anda yang luar biasa yang Anda tunjukkan terhadap putriku, Emilia.
Anda seperti orang tua baginya [Emilia], mengundangnya ke ruangan Anda kapan pun dia mau. Dia merasa bahwa Anda semua bukan sekadar teman, tetapi orang-orang tersayang yang sejati dan baik hati.
ADVERTISEMENT
Terima kasih, terima kasih, terima kasih, atas waktu yang Anda habiskan bersamanya seperti pengasuh. Terima kasih telah bersabar padanya dan memanjakannya dengan permen, buah-buahan, dan segalanya, meskipun tidak tersedia cukup.
Anak-anak tidak boleh berada di zona perang, tapi terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui selama ini, putri saya menganggap dirinya seperti seorang ratu di Gaza...dan, secara umum, dia merasa menjadi pusat dunia.
Kami belum pernah bertemu seseorang dalam perjalanan panjang kami, dari bawahan hingga atasan, yang tidak memperlakukan Emilia dengan kelembutan, perhatian, dan cinta.
Saya akan selamanya menjadi tawanan rasa syukur karena dia tidak meninggalkan tempat ini dengan trauma psikologis yang berkepanjangan [Emilia tidak mengalami trauma].
ADVERTISEMENT
Saya akan mengingat perilaku baik Anda meskipun Anda menghadapi situasi sulit dan kerugian besar yang Anda derita di sini di Gaza.
Saya berharap di dunia ini kita bisa menjadi teman yang benar-benar baik. Saya berharap Anda semua sehat dan sejahtera.
Kesehatan dan cinta untuk Anda dan keluarga Anda. Terima kasih banyak.
Danielle & Emilia
Warga Israel yang dibebaskan melambaikan tangan dan tersenyum kepada pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Minggu (26/11/2023) (Brigade Al-Qassam) Foto: Dok. Istimewa

Israel Tak Ingin Warganya Memuji Hamas

Surat Danielle semakin mempertegas bahwa para tawanan Israel diperlakukan baik selama disandera di Gaza.
Hal ini pula yang menjadi penyebab Israel melarang para sandera yang dibebaskan bicara pada pers. Israel tak ingin warganya sendiri memuja-muji perlakuan baik pejuang Palestina—sementara mereka memperlakukan warga Palestina yang dipenjaranya dengan kejam.
Hingga hari ketiga gencatan senjata (Minggu, 26/11), Hamas telah melepaskan 58 sandera dan Israel melepaskan 117 warga Palestina yang telah dipenjaranya bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, tak cuma melepaskan 117 orang tersebut, pasukan zionis itu juga menangkap 116 warga Palestina di Tepi Barat.
Saat ini, Israel memenjarakan sekitar 5.000 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.