Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
WNI di Marawi Tolak Evakuasi, Pilih Tinggal untuk Berdakwah
25 Mei 2017 16:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Di tengah baku tembak ISIS dan tentara Filipina di kota Marawi terdapat warga Indonesia yang tengah berdakwah. Walau situasi sempat tegang mereka tetap memilih tinggal dan melanjutkan tugas di kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber kumparan (kumparan.com), Kamis (25/5), para WNI itu terdiri dari 10 orang yang merupakan Jemaah Tabligh yang berangkat dari Indonesia pertengahan Mei lalu. Mereka tengah melakukan khuruj atau perjalanan ibadah dan dakwah Jemaah Tabligh di masjid Marawi selama 40 hari
Sumber kumparan mengatakan, mereka menginap di Masjid Abu Bakr As-Siddiq, Marawi. Keberadaan mereka telah mendapatkan izin dari kepolisian dan militer Filipina melalui surat resmi.
Saat terjadi baku tembak antara kelompok Maute yang terkait ISIS dengan tentara Filipina pada Selasa lalu, mereka langsung dievakuasi ke masjid lain di dekat kantor polisi dengan pengamanan ketat dari aparat.
"Pihak aparat tidak mencurigai seluruh WNI tersebut sebagai bagian dari atau terlibat dengan kelompok Maute atau kelompok teroris lainnya yg menyebabkan insiden di Marawi City," ujar sumber kumparan.
ADVERTISEMENT
Pihak KJRI Davao telah menawarkan evakuasi, namun para WNI merasa kondisi masih aman dan kondusif sehingga memilih untuk melanjutkan kegiatan khuruj mereka.
"Namun KJRI meminta aparat Filipina untuk terus memberikan perlindungan," kata sumber kumparan.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan ada sedikitnya 17 warga negara Indonesia di Marawi.
Baca juga: Ada 17 WNI di Marawi yang Diserang ISIS
Dalam lembaran dokumen yang diperoleh kumparan (kumparan.com) dari warga Indonesia di Davao, sekitar 10 WNI di Marawi adalah anggota perkumpulan Jemaah Tabligh yang tengah berdakwah. Kop surat dalam lembaran itu tertulis Masjid Jami Kebon Jeruk.
ADVERTISEMENT
Pihak Masjid Jami Kebon Jeruk yang dihubungi kumparan mengatakan akan mengecek data nama-nama WNI tersebut. Pasalnya banyak anggota Jemaah Tabligh yang saat ini sedang dikirim ke luar negeri.
Menurut seorang staf Masjid Kebon Jeruk, Marawi yang terletak di Mindanao memang salah satu daerah tujuan dakwah Jemaah Tabligh.
"Marawi itu adalah tempat pertemuan. Saya pernah ke Marawi dan Mindanao pada 1999," kata Yamin, seorang petinggi Masjid Kebon Jeruk.