Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepergian Ayu, salah satu korban kecelakaan bus di Malaysia, masih meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi keluarga. Kamis (11/4), Zulkarnaen, ayah dari Ayu, tampak lemas, menunggu kepulangan jenazah putri kesayangannya di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara.
ADVERTISEMENT
Para keluarga yang datang bersamanya kerap mengelus punggung Zulkarnaen, agar ia tetap tabah merelakan kepergian putrinya yang berusia 22 tahun itu.
Ketegaran Zulkarnaen akhirnya goyah saat petugas KBRI Malaysia melakukan acara serah terima jenazah. Tangisnya pecah, kepalanya mendadak pusing hingga membuatnya sulit menjawab pertanyaan wartawan soal kehidupan pribadi putrinya.
"Saya pusing," ujarnya singkat pada wartawan.
Saat diwawancarai ia juga tampak sesekali mengelus peti jenazah Ayu dengan mata berkaca-kaca. Di tengah sedih yang mendera, Zulkarnaen sedikit bercerita tentang keinginan terakhir Ayu.
"Dia anak yang ceria, bulan enam dia akan tunangan," ujar Zulkarnaen singkat.
Hal itu dibenarkan oleh Nurbeti, sepupu Ayu yang kebetulan ikut menjemput mendiang. Kata Nurbeti, pihak keluarga memang berencana melakukan pertunangan antara Ayu dengan kekasihnya, Mirul Nizad, yang merupakan supervisor di maskapai Malaysia Airlines tempatnya bekerja.
ADVERTISEMENT
"Bulan enam ini Ayu mau tunangan dengan bosnya (Mirul Nizad)," ungkap Nurbeti.
Beti --panggilan akrabnya-- mengatakan, keduanya sudah berpacaran selama 2,5 tahun.
"Calon tunangannya itu, datang (takziah) ke rumah Ayu," ungkap Beti.
Minta Dibelikan Jilbab
Diceritakan Beti, selain dikenal pribadi yang ceria, semasa hidup Ayu juga dikenal sebagai sosok mandiri yang tak mau menyusahkan kedua orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai petani.
"2,5 tahun dia merantau, (gajinya) disisihkan selalu, dikirim ke orangtuanya," ujar Beti.
Sesaat sebelum peristiwa nahas itu terjadi, kata Beti, usai salat Magrib Ayu menelpon ibunya minta dibelikan jilbab .
"Sebelum berangkat (kerja) dia video call ibunya dengan WhatsApp. Minta dibelikan jilbab sama ibunya, biasanya enggak pernah," kata Beti.
Bus yang ditumpangi Ayu hilang kendali dan masuk saluran air pada Minggu (7/4) lalu. Saat itu, bus sedang dalam perjalanan dari asrama karyawan di Nilai, Negeri Sembilan, menuju Malaysia Airlines Cargo Complex, Jalan S8 Pekeliling, Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
ADVERTISEMENT
Empat WNI perempuan meninggal dunia dalam peristiwa itu. Selain Ayu yang tinggal di Serdang Berdagai, tiga korban tewas lainnya adalah Rosvita Loka dari Deli Serdang, serta Azura Afrianti dan Fitri Nurjahari yang berasal dari Aceh.
Korban tewas lainnya adalah beberapa warga Bangladesh dan Nepal.