Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
WNI Pamer Kelamin ke Pramugari Pesawat Tujuan Singapura Divonis 3 Minggu Penjara
26 Maret 2025 7:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang warga negara Indonesia bernama Brilliant Angjaya (23) divonis 3 minggu penjara atas kasus pelecehan seksual terhadap seorang pramugari pesawat tujuan Singapura. Kasus itu terjadi pada 23 Januari.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Straits Times, Hakim Distrik Paul Quan mengatakan tindakan Angjaya "tidak dapat dijelaskan" dan "tidak dapat dimaafkan".
"Tidak dapat dijelaskan" kurang lebih artinya tindakan Angjaya tidak masuk akal atau tidak bisa dimengerti dari sudut pandang hukum dan moral.
Pada tanggal 24 Maret, Angjaya dijatuhi hukuman tiga minggu penjara setelah mengaku bersalah atas satu tuduhan pelecehan seksual. Vonis ini lebih ringan dari dakwan Jaksa yang menuntut 1 tahun penjara pada pelaku.
Sekilas Kasus
Kasus ini berawal saat pelaku berangkat dari Tiongkok ke Singapura pada tanggal 23 Januari menumpangi pesawat Singapore Airlines.
Pengadilan mendengar bahwa selama penerbangan, Angjaya makan di dalam pesawat dan minum dua gelas sampanye sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
Setelah terbangun, ia pergi ke toilet untuk buang air. Di sana, ia tiba-tiba berpikir untuk merekam video dirinya yang memperlihatkan alat kelaminnya kepada seseorang, dan menangkap reaksi orang tersebut.
Sekitar pukul 04.45 pagi, ia kembali ke tempat duduknya dan menyetel ponselnya pada mode perekaman sebelum membuka ritsleting celana jinsnya dan memperlihatkan alat kelaminnya.
Korban kemudian mendatangi Angjaya dengan membawa makanan dalam pesawat. Setelah melihat alat kelaminnya yang terbuka, korban terkejut dan menoleh ke arah yang berlawanan.
Korban kemudian dengan cepat menarik meja lipat, meletakkan makanan Angjaya di atasnya, dan pergi.
Korban juga melihat ponsel Angjaya dengan kamera yang mengarah kepadanya, dan memutuskan untuk melaporkan masalah tersebut kepada atasannya.
Ketika didatangi oleh atasan korban, Angjaya membantah telah merekam kejadian tersebut, tetapi akhirnya menyerahkan ponselnya atas permintaan.
ADVERTISEMENT
Atasan tersebut memeriksa ponselnya dan melihat video kejadian tersebut, termasuk rekaman korban.
Polisi diberi tahu sebelum pesawat mendarat pada pukul 06.45 pagi, dan Angjaya ditangkap.