Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
WNI yang Bikin Juri Lomba Azan di Arab Saudi Nangis Ternyata Muazin di Malaysia
3 April 2023 16:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
WNI yang lolos ke semifinal lomba azan dan baca Al-Quran berhadiah total Rp 50 miliar ternyata menetap di Malaysia. Kompetisi yang digelar pemerintah Arab Saudi itu bertajuk Otr Elkalam dan disiarkan di televisi MBC dan platform Shahid.
ADVERTISEMENT
“Saya asli dari Indonesia dan sekarang saya muazin di Malaysia,” ujar WNI bernama Dhiyauddin itu dalam video yang dilansir panitia Otr Elkalam, dikutip Senin (3/4).
Sementara, dalam pengantar video itu tertulis, "Orang Indonesia yang di dalam hatinya melekat bahasa Arab. Karena itu adalah bahasa Al-Quran. Dia berharap untuk bisa mewariskan kepada anak-anaknya. Simak kisah peserta Dhiyauddin."
Hal serupa disampaikan pembawa acara saat memperkenalkan Dhiyauddin.
"Peserta pertama dari Indonesia, dia mencintai bahasa Arab dan berharap bisa mewariskannya kepada anak-anaknya,” ungkapnya.
Dalam video tersebut, Dhiyauddin memperkenalkan diri dalam bahasa Arab. "Saya asli dari Indonesia dan sekarang saya muazin di Malaysia. Aghla dan Andi adalah anak saya. Saya ingin mengajari mereka bahasa Arab karena bahasa Arab adalah bahasa Quran. Anak saya yang pertama saya ajari berazan, saya bersyukur kepada Allah jika ke depannya dia bisa menjadi muazin,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Dhiyauddin tampil bersama istri dan dua anaknya — lelaki dan perempuan — di video itu. Dia juga memberikan nasihat kepada anak lelakinya yang dilatihnya mengumandangkan azan.
"Jika Abang ingin berhasil, maka bekerja keraslah. Allah pasti akan menganugerahkan kepadamu,” ujar Dhiyauddin dalam bahasa Indonesia.
Membuat Juri Menangis
Dhiyauddin yang melaju ke babak semifinal berpeluang besar untuk meraih hadiah lomba yang tidak sedikit. Sebanyak 10 pemenang lomba azan akan mendapat hadiah. Juara pertama mendapat 2 juta riyal atau sekitar Rp 8 miliar dan juara ke-10 mendapat 65 ribu riyal atau sekitar Rp 264 juta.
Saat tampil di babak penyisihan akhir Maret lalu, keindahan lantunan azan Dhiyauddin menyentuh hati dewan juri.
Seorang juri, Syeikh Bahloul, bahkan tak kuasa membendung tangis haru. Dia melepas kaca matanya lalu menyeka air matanya dengan tisu.
ADVERTISEMENT