Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Xi Jinping Bertemu Biden, Janji Bangun Hubungan Baru dengan AS di Era Trump
17 November 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden China Xi Jinping menyatakan kesiapan bekerja sama dengan pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump. Pernyataan itu disampaikan saat Xi bertemu Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Sabtu (19/11).
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan terakhir mereka sebelum Biden lengser, kedua pemimpin berdiskusi tentang isu-isu strategis. Meulai dari kejahatan dunia maya, perdagangan, Taiwan, hingga Laut China Selatan.
Xi menegaskan bahwa, “China berkomitmen untuk menjaga hubungan yang stabil, sehat, dan berkelanjutan dengan AS,” meskipun mengakui adanya tantangan dalam dinamika kedua negara.
Dikutip dari Reuters, Biden menyebut pembicaraan dengan Xi berlangsung terbuka dan jujur. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menambahkan bahwa Biden menekankan pentingnya menjaga komunikasi bilateral untuk mencegah eskalasi konflik selama masa transisi kepemimpinan.
Komitmen Kontrol Nuklir
Dalam kesempatan itu, Xi dan Biden sepakat bahwa keputusan penggunaan senjata nuklir harus tetap berada di tangan manusia, bukan kecerdasan buatan.
Gedung Putih menyebut kesepakatan ini sebagai awal pembahasan bersama terkait pengembangan teknologi militer berbasis AI.
ADVERTISEMENT
Meskipun belum ada rencana perundingan formal, Washington terus mendorong Beijing untuk membuka dialog terkait senjata nuklir. Terutama di tengah kekhawatiran tentang peningkatan senjata nuklir milik Angkatan Laut China.
Tantangan Era Trump
Kembalinya Trump ke Gedung Putih membawa ketidakpastian besar bagi hubungan AS-China.
Presiden terpilih itu telah mengancam akan memberlakukan tarif impor hingga 60 persen pada produk China dan mengisi kabinetnya dengan sosok-sosok berhaluan keras terhadap Beijing, seperti Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri dan Mike Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional.
Beijing menyampaikan penolakannya terhadap kebijakan proteksionisme tersebut. Dalam pernyataan resmi, Xi menekankan bahwa hubungan yang stabil antara China dan AS menjadi kepentingan bersama dan harapan dunia internasional.
Namun, Xi juga memperingatkan, dunia tengah memasuki era “turbulensi dan transformasi,” merujuk pada meningkatnya unilateralisme global.
ADVERTISEMENT
Konteks Geopolitik
Selain membahas hubungan bilateral, Biden dan Xi juga mendiskusikan Korea Utara, sekutu dekat China yang semakin mendekat ke Rusia.
Sullivan menyebut Biden meminta Beijing untuk memanfaatkan pengaruhnya dalam mencegah eskalasi konflik yang melibatkan Korea Utara.
Di sisi lain, Trump berjanji akan menyelesaikan perang Rusia-Ukraina dalam 24 jam jika terpilih, langkah yang dikhawatirkan bisa mengurangi bantuan militer AS ke Ukraina.
Situasi ini dapat memberikan peluang bagi China untuk meningkatkan perannya sebagai mediator dalam konflik global.