Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Yang Menarik dari Ucapan Megawati di HUT PDIP: Soal KPK, Sambo hingga Prabowo
11 Januari 2025 8:48 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputr i, berpidato pada acara HUT PDIP ke-52 di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pada pidatonya, Megawati menyinggung banyak hal-hal penting belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Mulai dari KPK, Polisi, hingga Presiden Prabowo Subianto. Apa saja? Berikut kumparan rangkum.
Kenang Masakkan Prabowo Nasi Goreng
Megawati menceritakan hubungannya dengan Presiden Prabowo Subianto. Banyak yang menyebut, hubungan mereka tak baik saja.
"Eh Mas Bowo iki aku tak ngomong yo baru oke. Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia, woh, kayaknya musuhan, enggak. Enggak," kata Megawati dalam pidatonya di HUT ke-52 PDIP di DPP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).
Megawati pun mengenang momen saat ia memasakkan Prabowo nasi goreng usai Pilpres 2019.
"Bukan sombong, padahal dia seneng saya masakin nasi goreng. Udah lama, ada yang ngomong Bu ada yang udah minta nasi goreng. Loh wong aku aja mumet anak-anakku banyak yang gak jadi," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Megawati dan Prabowo pernah berpasangan pada Pilpres 2009 dan terkenal dengan nama Mega-Pro. Namun, keberuntungan belum berpihak pada mereka.
Megawati Sebut Ada Sosok yang Kepingin Jadi Ketum PDIP, Siapa?
Ia juga menyinggung adanya pihak-pihak yang mengincar posisi ketua umum partai berlogo banteng ni.
Awalnya, ia menceritakan sempat didatangi beberapa pihak yang memintanya saran untuk kerja pemerintahan. Mulai dari pertanian, hukum, dan lain-lain.
Kata Megawati, mereka datang diam-diam.
"Karena katanya kalau saya datang, ibu kan enggak masuk ke KIM (Koalisi Indonesia Maju). Lho apa urusannya saya masuk ke KIM atau tidak masuk ke KIM," ujarnya yang diikuti tepuk tangan para kader PDIP.
Megawati pun menyemangati kadernya. Kata dia, tepuk tangan mereka kurang keras.
"Ayo tepuk tangan yang hebat ngono loh. Ngene wae wes mlehe," kata dia.
ADVERTISEMENT
Tepuk tangan semakin meriah saat Megawati menyinggung ada pihak yang mengincar kursinya.
"Wah terus ada yang kepengin (jadi Ketum PDIP), gile. Mau gak kalau sama yang kepengin itu?," kata Megawati.
"Ayo. Gitu aja di sono ada yang gak ngomong berarti dia gak ngomong," imbuhnya.
Sementara itu, Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketum PDIP pada Kongres V PDIP 2025 mendatang. Sebelumnya, ada isu berembus bahwa Presiden RI ke-7, Jokowi, masuk jadi salah satu nama calon Ketum PDIP.
Megawati Soal KPK, Hanya Cari Kasus Keroco dan Ubek-ubek Pak Hasto
Terkait KPK, Megawati juga berkomentar.
"Saya bikin KPK, loh ngapa kok de'e (dia) hanya digoleki (dicari) keroco-keroco, yang bener-bener ngono, sing jumlah e T, T, T, T (triliun), lah endi (mana)? ngono (begitu) loh," kata Mega.
ADVERTISEMENT
"Nanti kalau saya ngomong gini, tuh Bu Mega mengkritik saja, lah ya enggak lah orang bener lho. Orang bener," sambung dia.
Megawati mengaku ingin KPK bekerja dengan benar. Sebab tidak mudah mendirikan KPK.
"Saya ingin KPK itu yang bener, hah, loh yang bikin saya juga loh, bingung saya. Kecuali orang lain, untuk menjadikan KPK itu dipikir gampang? enggak," kata dia.
"Saya juga berantem dulu karena apa? itu sifatnya ad hoc, untuk apa? untuk itu tap, untuk membantu polisi ini, gampang ngomongnya, polisi dan kejaksaan, karena dalam menjalankan tugasnya itu apa, tidak maksimal. Lah kok sampai sak iki ngono wae. Udah," lanjutnya.
Selain itu, Megawati juga menyoroti keputusan KPK yang menetapkan Sekjennya sebagai tersangka.
ADVERTISEMENT
"Lah KPK masak enggak ada kerjaan lain, yang dituding, yang diubek-ubek, hanya Pak Hasto iku wae," kata Mega saat menyampaikan pidato politiknya di perayaan HUT ke-52 PDIP di Lenteng Agung, Jumat (10/1).
"Ayo wartawan tulis itu. Karena sebenarnya kan banyak yang malah udah tersangka tapi meneng wae (diam saja), aku juga kalau tiap hari buka koran mungkin ada tambahan, enggak ada," sambungnya.
Megawati: Banyak yang Plonga-plongo, Pura-pura Ngerti padahal Enggak
Megawati juga menyinggung banyak orang sok pintar di zaman sekarang. Mulanya, ia menyinggung peran ayahnya, Sukarno yang mencetuskan tradisi intelektual.
"Bung Karno merumuskan metode perjuangan yang diawali membangun tradisi intelektual," kata Megawati di HUT ke-52 pDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).
"Itu opo toh? Supaya jadi orang pinter."
ADVERTISEMENT
Menurut Megawati, tradisi itu harus selalu dilestarikan. Jangan mau asal ikut tanpa pengetahuan.
"Jangan monggo mawon (iya iya aja), monggo mawon. Opo meneh," kata dia.
"Plonga-plongo, pura-pura ngerti tapi gak ngerti. Loh banyak orang gitu sekarang. aku toh sampai gagap gagap, iki tuh pinter ora?" tutup dia.
Megawati: Ingat Polisi, Ingat Sambo
Ia juga mengomentari kinerja Polri. Awalnya, Megawati menyinggung soal jangan jadikan polisi sebagai robot. Tapi fungsikan polisi sesuai dengan hukum dan perundangan-perundangan yang ada di Indonesia.
Megawati lalu menyampaikan apabila melihat polisi dia selalu teringat kasus Ferdy Sambo yang merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Kasihan tahu yang kroco. Nah coba saya sampai hari ini saya kalau lihat polisi ingatnya sopo? Kasus Sambo, kenapa? Nangis saya ngelihat ibunya anaknya digituin?" kata Megawati.
ADVERTISEMENT
"Apa sih si Yosua itu pangkatnya opo? Ayo? Saya panglima tertinggi pernah, Presiden RI ke-5 pernah. Lah kok kenapa ditembak-tembak? yaudah dianya diampuni, pasti dia kan disuruh," lanjutnya.
Megawati pun mengaku menangis melihat Ibu dari Yosua sampai pingsan anaknya menjadi korban pembunuhan.
"Ibunya sampai pingsan-pingsan. Saya seorang ibu lho, nangis saya. Saya bilang ini polisi opo iki? Malu saya. Eh Pak polisi dengerin, saya ya. Susah payah emang dipikir gampang misahin? Itu karena TAP MPR kalau enggak, enggak mau aku," tuturnya.