Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Selasa (25/2) pagi, AEON Mall Jakarta Garden City digeruduk massa. Mereka memecahkan kaca dan membuang bangku-bangku, melempari kaca-kaca dengan lumpur.
ADVERTISEMENT
Hanya berselang satu jam setelah mal buka pukul 10.00 WIB, AEON memutuskan untuk menutup mal sementara waktu. Massa sebelumnya juga menggeruduk perumahan JGC.
Insiden ini berawal dari permukiman warga RW 09 Kelurahan Cakung Timur yang mengalami banjir setinggi 60 cm. Warga marah, mereka meyakini luapan air itu bersumber dari drainase kompleks JGC yang buruk.
Akibatnya, air dari JGC terbuang ke permukiman warga. Lokasi RW 09 memang berada tepat di belakang JGC dan hanya dibatasi tembok.
Sebagai catatan, Jakarta Garden City adalah kompleks hunian yang berdiri di lahan seluar 370 hektar dengan mengusung konsep “Eco Township”.
Hunian one stop living yang dikembangkan oleh PT Modernland Realty ini menyediakan beradam fasilitas di dalamnya, di antaranya IKEA , Rumah Sakit Mayapada, hingga AEON Mall.
“Masyarakat protes kepada pengembang karena lokasi rumah mereka banjir akibat air yang meluap dari proyek,” kata Wakapolres Jaktim, AKBP Stefanus Michael Tamuntuan.
ADVERTISEMENT
“Kita bantu fasilitasi tuntutan warga,” tutur Stefanus.
Akibat peristiwa ini, satu orang turut diamankan. Namun polisi tak merinci peran dari pelaku.
"Masih kita dalami, yang jelas dia terlibat," tambah Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Suyudi Ario Seto.
Menanggapi kericuhan ini, Pemprov DKI mengaku telah bertemu dengan pengelola AEON JGC jauh-jauh hari sebelum banjir. Saat itu, pengembang JGC berjanji akan membuat waduk untuk pengelolaan drainase.
"Jadi sudah diinstruksikan kepada Jakarta Garden City untuk menunaikan kewajiban-kewajibannya yang tertuang dalam Surat Izin Penunjukan Pengelolaan Tanah (SIPPT) yang ditandatangani antara Pemprov DKI dan pihak JGC," ujar Sekda DKI Saefullah saat meninjau Pintu Air Karet.
"Salah satunya adalah menuntaskan waduk dengan fasilitasnya pompa dan saluran yang memadai, serta menyediakan lahan waduk sejumlah 25 hektar dan lainnya. Jadi itu kewajiban yang tertuang di SIPPT yang sudah ditandatangani beberapa tahun yang lalu," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, meski sudah ada perjanjian, sistem drainase tak kunjung tuntas dikerjakan. Saefullah menegaskan pihaknya sudah menyarankan agar pengelola AEON JGC membuat sodetan ke Banjir Kanal Timur (BKT).
"Belum tuntas, desainnya sudah ada. Memang di situ sebetulnya kemarin sudah kita kasih saran untuk dibuat sodetan ke BKT. Kemarin juga sudah kita sampaikan dalam rapat bahwa kita akan menyodet dari JGC yang memang punya dampak ke selatan maupun ke utara, dari JGC itu. Sudah kita izin untuk penyodetan, hari ini sudah mulai dikerjakan," jelas Saefullah.
"Pengerjaan sumbatannya baru hari ini (Selasa) karena belum teruji, berdasarkan kejadian Minggu pagi. Kita investigasi ke sana dan kita cek kondisi lapangan, maka kita minta eksekusi," ucap Saefullah.
ADVERTISEMENT
Luputnya pengelola kompleks dalam membangun drainase yang baik tentunya merugikan permukiman di sekitarnya. Salah seorang warga yang terdampak, Frans Anjar, menginginkan JGC membuat saluran air besar di perumahannya.
Menurutnya, saluran itu harus terhubung dengan aliran gorong-gorong milik warga. Sehingga, saat debit hujan tinggi, air bisa langsung mengalir ke Kanal Banjir Timur.
"Kita ingin supaya ini saluran dilebarkan sampai ke BKT sana. Biar aman. Ini sampai sekarang tidak ada," kata Frans.
Frans menuturkan, saluran air di wilayahnya cukup kecil, yakni 1,5 meter. Jauh sebelum kompleks dibangun, warga telah mewanti-wanti JGC untuk melebarkan saluran air, namun diabaikan.
Belum lagi, kondisi drainase diperparah kerena kompleks diurug setinggi permukiman warga. Akibatnya, saat hujan deras, air mengalir ke perkampungan.
ADVERTISEMENT
"Dulu sebelum ada JGC saluran air memang sama, tapi bangunannya tidak setinggi sekarang. Makanya air masih mengalir," kata Frans.
Senada, warga lainnya, Sardi Silaban, mengaku keluhan ini sudah disampaikan pada 2010. Namun, keluhan itu tak pernah digubris.
Merespons ini, Corporate Communication Department Head PT Modernland Realty, Gunawan Setyo Hadi, mengklaim pihaknya sudah membangun dua waduk dengan ukuran 15,4 hektar dan 3 hektar.
Pengembang juga mengklaim menyediakan delapan pompa air dan membangun sodetan untuk mengalirkan air bila terjadi hujan lebat.
"Kalau dibilang buang air ke warga, kebalik. Kita ada dua danau. Pertama, ukuran 15,4 hektar. Itu bisa tampung 1 juta kubik, terus kedua hampir 3 hektar. Itu kedalaman 6 meter dan bisa tampung 200 ribu kubik. Kita juga bangun sodetan. Air sekitar [dari warga] masuk danau kita," kata Gunawan kepada kumparan.
Menurut Gunawan, fasilitas waduk itu untuk menampung aliran air dari pemukiman warga di sekitar kawasan JGC. Dia menilai, anggapan aliran air hujan mengalir ke pemukiman warga sekitar AEON Mall dan pemukiman JGC Cakung adalah salah besar.
ADVERTISEMENT
"Kita juga telah membuat sodetan agar aliran air dari pemukiman warga sekitar Jakarta Garden City masuk ke saluran utama Jakarta Garden City," sebutnya.
Ia juga mengklarifikasi pernyataan Saefullah yang menyebut pengelola AEON Mall belum menuntaskan pembangunan sodetan ke Banjir Kanal Timur.
"Sebetulnya waduk sudah jadi, keliling sudah dipasang turap. Secara fisik bisa dilihat ada dua danau," sanggah Gunawan.
ADVERTISEMENT
Live Update