Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI) Munarman pada Selasa (27/4). Pria yang juga pengacara Habib Rizieq Syihab itu ditangkap di perumahan Modern Hills, Pamulang, Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
Usai penangkapan itu polisi memberikan sejumlah keterangan kepada publik. Meski begitu masih ada sejumlah pertanyaan terkait penangkapan tersebut yang belum diketahui.
Berikut sejumlah hal yang sudah diketahui dan belum dari penangkapan Munarman:
Terkait terorisme
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono memastikan penangkapan Munarman dilakukan oleh Densus 88. Munarman diduga terlibat aksi terorisme .
“Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme,” kata Argo saat dihubungi, Selasa (27/4).
Terpisah, Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan keterlibatan Munarman dalam kasus terorisme terkait dengan baiat calon teroris di beberapa tempat.
“Jadi terkait kasus baiat di UIN Jakarta dan juga kasus baiat di Makassar dan mengikuti baiat di Medan,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/4).
ADVERTISEMENT
Ahmad tidak menjelaskan lebih rinci terkait kegiatan itu.
Nama Munarman memang pernah disebut menyaksikan baiat anggota FPI ke ISIS di Makassar. Hal ini terungkap saat Densus 88 menangkap sejumlah teroris usai bom Gereja Katedral Makassar.
Barang bukti
Dalam penangkapan Munarman polisi melakukan penggeledahan di bekas markas FPI daerah Petamburan, Jakarta Pusat. Di sana polisi mengamankan sejumlah barang bukti.
"Beberapa tabung yang isinya adalah serbuk yang dimasukkan dalam botol-botol. Serbuk tersebut mengandung nitrat yang sangat tinggi, jenis aseton, itu akan didalami penyidik,” kata Ramadhan di Polda Metro Jaya.
Selain itu, kata Ramadhan, Densus 88 juga mengamankan TATP yang merupakan senyawa peroksida yang memiliki sifat khas dan sangat mudah terbakar. Barang itu sama dengan yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan teroris di Condet, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
"Ada beberapa botol plastik yang berisi cairan TATP, ini merupakan aseton yang digunakan untuk bahan peledak yang mirip dengan yang ditemukan di Condet, dan Bekasi beberapa waktu yang lalu, ini akan didalami oleh Puslabfor tentang isi kandungan cairan tersebut,” ujar Ramadhan.
Selain itu juga sejumlah atribut FPI serta beberapa dokumen. Ramadhan mengatakan barang-barang yang ditemukan akan di selidiki oleh Densus 88.
Terkait barang-bukti yang telah di sita polisi belum menyampaikan siapa pemilik bahan-bahan untuk membuat peledak yang disita dari eks markas FPI. Selain itu juga keterkaitan Munarman dengan barang-barang tersebut.
Polisi juga belum mengungkap untuk apa barang-barang itu ada di tempat tersebut.
Sejumlah buku tentang jihad
ADVERTISEMENT
Penggeledahan oleh Densus 88 juga dilakukan di rumah Munarman. Dari foto yang diterima kumparan penyidik sempat mengumpulkan sejumlah buku tentang jihad.
Buku-buku itu disusun di atas lantai berkarpet coklat. Penggeledahan turut disaksikan oleh pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
Polisi belum menjelaskan terkait buku-buku yang mereka sita itu.
Diperiksa di Polda Metro Jaya
Usai ditangkap, Densus 88 membawa Munarman ke Polda Metro Jaya. Ia tiba sekitar pukul 19.50 WIB.
Saat tiba di sana mata Munarman ditutup dengan kain berwarna hitam. Sementara tangannya diborgol.
"Yang bersangkutan saat ini akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa," kata Ramadhan.
Kepolisian belum menjelaskan berapa lama Munarman akan diperiksa. Serta apakah Munarman juga akan ditahan di sana.
Belum terungkap
Sejumlah hal masih menjadi pertanyaan dalam penangkapan Munarman. Seperti apakah Munarman terkait langsung dengan jaringan terorisme yang ada di Indonesia. Lalu juga sudah berapa lama ia masuk dalam pusaran terorisme.
Polisi juga belum menjabarkan apakah ada pihak lain yang terkait dengan penangkapan Munarman. Serta mengapa Munarman baru sekarang diamankan, padahal informasi terkait dia menyaksikan baiat anggota FPI ke ISIS sudah beredar sejak Februari 2021.
ADVERTISEMENT